15 PTN Terbaik 2020 versi Kemendikbud, Ada 2 yang Melejit

Selasa, 18 Agustus 2020 – 08:19 WIB
Dirjen Dikti Kemendikbud Prof Nizam dalam diskusi daring. Foto: tangkapan layar/mesya

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengumumkan daftar nama 15 PTN (Perguruan Tinggi Negeri) terbaik yang tergabung di dalam kluster satu perguruan tinggi di Jakarta, Senin (17/8).

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Prof Nizam menegaskan bahwa klasterisasi perguruan tinggi bukanlah sebuah kompetisi maupun pemeringkatan.

BACA JUGA: 10 PTN Terfavorit Pilihan Peserta SBMPTN 2020, UGM Paling Ketat

"Melainkan untuk mengelompokkan perguruan tinggi sesuai dengan level perkembangannya, dan kemudian untuk dilakukan pembinaan, " katanya dalam taklimat media secara daring di Jakarta, Senin.

Nizam menambahkan klasterisasi perguruan tinggi tersebut bertujuan untuk mengetahui capaian dan kekurangan perguruan tinggi, agar bisa melakukan peningkatan mutu perguruan tinggi secara terus-menerus.

BACA JUGA: Gus Jazil MPR Dorong Kemendikbud Prioritaskan Pembentukan PTN di Flores

"Karena mutu itu tidak ada batasnya. Di atas yang terbaik, pasti akan selalu ada perbaikan, " katanya.

Dia menambahkan Kemendikbud membagi klaster perguruan tinggi tersebut menjadi lima klaster.

BACA JUGA: Suami Penganggur Sering Minta Uang kepada Istrinya, Kali Ini Cekcok, Bawa Pisau, Tewas

Klaster tertinggi adalah klaster satu. Pengelompokan perguruan tinggi tersebut tidak membedakan perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Nizam menambahkan perguruan tinggi yang berada di kluster diharapkan dapat membina perguruan tinggi di bawahnya atau yang berada di kluster dua hingga lima.

Dibandingkan tahun sebelumnya, terdapat peningkatan jumlah perguruan tinggi yang berada di kluster satu.

Jumlah perguruan tinggi pada kluster satu pada 2019 sebanyak 13 PTN, sementara pada 2020 sebanyak 15 PTN.

Dalam klusterisasi tersebut, aspek yang diperhatikan yakni seluruh aspek mulai dari input, penerimaan mahasiswa, input proses pembelajaran, proses yang terjadi dalam pendidikan itu, Tri Dharma perguruan tinggi, output dari perguruan tinggi itu, hasil penelitian, paten, hingga hilirisasi hasil riset.

Meski demikian, Nizam mengatakan pihaknya tidak akan mengumumkan perguruan tinggi yang berada di kluster dua hingga lima.

"Klusterisasi ini bukan pemeringkatan , tapi yang penting bagaimana semangat berlomba menuju kebaikan. Semangat itu yang perlu didorong," imbuh dia.

Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Kemendikbud, Ridwan, mengatakan terdapat dua PTN baru yang masuk ke dalam klaster satu.

"Dua PTN itu adalah Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Negeri Malang, " kata Ridwan.

Berikut 15 PTN yang masuk ke dalam klaster satu yakni:

1. IPB University

2. Universitas Indonesia (UI)

3. Universitas Gadjah Mada (UGM)

4. Universitas Airlangga (Unair)

5. Institut Teknologi Bandung (ITB)

6. Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)

7. Universitas Hasanuddin (Unhas)

8. Universitas Brawijaya (Unbraw)

9. Universitas Diponegoro (Undip)

10. Universitas Padjajaran (Unpad)

11. Universitas Sebelas Maret (UNS)

12. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

13. Universitas Andalas

14. Universitas Sumatera Utara (USU)

15. Universitas Negeri Malang (UNM).

"Dengan pengklasteran ini, maka setiap perguruan tinggi mengetahui posisinya di klaster mana, dan mengetahui apa yang harus ditingkatkan. Misalnya klaster satu, berarti memiliki tantangan yang cukup besar untuk meningkatkan dirinya tahun depan. Tantangannya input dan proses lebih baik lagi, " katanya.

Ia mengatakan masing-masing PT mengetahui klaster dan setiap klaster tahun peningkatan apa yang dilakukan.

Klaster satu, berarti tantangannya meningkatkan dirinya tahun depan dari saat ini. Tantangannya input dan proses lebih baik lagi

Dalam klasterisasi tersebut, aspek yang diperhatikan yakni seluruh aspek mulai dari input, penerimaan mahasiswa, input proses pembelajaran, proses yang terjadi dalam pendidikan itu, Tri Dharma perguruan tinggi, output dari perguruan tinggi itu, hasil penelitian, paten, hingga hilirisasi hasil riset, demikian Nizam.

IPB University meraih peringkat pertama sebagai perguruan tinggi terbaik berdasarkan pemeringkatan klusterisasi perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Kemendikbud RI.

"Ini adalah hasil kerja keras kita(IPB University) semua. Saya mengapresiasi seluruh civitas akademika, tenaga kependidikan dan alumni yang terus kompak dan bersungguh-sungguh dalam memajukan IPB University," kata Rektor IPB University Prof Arif Satria melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Capaian tersebut, ujar dia, juga merupakan hasil kerja keras para pimpinan IPB University sebelumnya yang telah memberi fondasi yang kuat untuk kemajuan kampus tersebut.

"Prestasi ini harus menjadi penyemangat bagi kita semua untuk memberi yang terbaik bagi bangsa ini," katanya.

Indikator klusterisasi perguruan tinggi 2020 dibagi menjadi empat yaitu input, proses, output dan outcome. Indikator input meliputi persentase dosen berpendidikan doktor (S3), persentase dosen dengan jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar, rasio jumlah mahasiswa terhadap dosen, jumlah mahasiswa asing dan jumlah dosen bekerja sebagai praktisi di industri.

Dari indikator proses, terdiri dari akreditasi institusi Badan Akreditasi Nasional-Pendidikan Tinggi (BAN-PT), akreditasi program studi BAN-PT, pembelajaran daring, kerjasama perguruan tinggi, kelengkapan laporan PD Dikti, jumlah program studi bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Selanjutnya, lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau QS Top 100 World Class University (WCU) by subject, program studi yang melaksanakan program merdeka belajar dan mahasiswa yang mengikuti program Merdeka Belajar.

Sementara itu, indikator output terdiri dari jumlah artikel ilmiah terindeks per dosen, kinerja penelitian, kinerja kemahasiswaan dan jumlah program studi yang terakreditasi internasional.

Adapun dari sisi outcome, indikator yang dinilai berupa kinerja inovasi, persentase lulusan yang memperoleh pekerjaan dalam waktu enam bulan, jumlah sitasi per dosen, jumlah paten per dosen dan kinerja pengabdian masyarakat. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler