150 Desa Alami Bencana Kekeringan, Warga Salat Istisqa

Selasa, 24 September 2019 – 20:22 WIB
Ribuan warga dan pelajar melaksanakan salat Istisqa meminta turun hujan di Alun-alun Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang. Foto: Banten Raya

jpnn.com, PANDEGLANG - Ribuan warga Kecamatan Menes melaksanakan salat Istisqa atau salat minta turun hujan di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (23/9).

Ketua Bidang Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (OKK) Pengurus Besar Mathla'ul Anwar Muhamad Zen mengatakan, berdasarkan data yang diterima, musim kemarau tahun 2019 membuat beberapa kecamatan di Kabupaten Pandeglang mengalami kekurangan air bersih.

BACA JUGA: Kemarau Panjang, Warga Salat Istisqa

"Akibat kemarau ini masyarakat banyak yang kesulitan mendapat air, maka tidak ada salahnya kami sebagai umat muslim diharuskan untuk berdoa dan meminta kepada Allah SWT agar segera turun hujan," kata Zen ditemui usai melakukan salat Istisqa.

Sebagai manusia yang beriman, lanjutnya, tentunya semua manusia wajib percaya kepada Allah SWT karena semua fenomena alam ada dalam genggaman kekuasaannya, termasuk menurunkan hujan.

BACA JUGA: Hujan Deras, Salat Istisqa pun tak Sia-sia

"Sebagaimana salat Istisqa pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, sesuai hadis riwayat Abu Daud Nomor 117 yang diceritakan oleh Aisyah RA. Dan salat Istisqa atau salat meminta hujan hukumnya sunah muakadah," ujarnya.

Sementara, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang, sebanyak 150 desa di 15 kecamatan di Kabupaten Pandeglang terdampak bencana kekeringan. Ke-15 kecamatan ini adalah Cikeusik, Munjul, Sukaresmi, Sindangresmi, Patia, Panimbang, Bojong, Saketi, Angsana, Sobang, Sumur, Menes, Koroncong, Karangtanjung, dan Cibitung.

Kepala BPBD Pandeglang Surya Darmawan menyebutkan, beberapa desa yang mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun 2019 sudah diberikan bantuan air bersih.

"Dari total 150 desa yang kekeringan, sekitar 80 desa sudah kita kirimkan bantuan air bersih, karena BPBD mengirimkan air 24 jam sehari, dan tidak henti-hentinya menyalurkan bantuan air bersih agar masyarakat terlayani," kata Surya.

"Kegiatan penyaluran bantuan air bersih akan dilaksanakan secara berkelanjutan sampai dengan bencana kekeringan di wilayah Pandeglang berakhir. Kami juga terus bekerja karena permohonan air bersih terus masuk," ujarnya.

Menurutnya, bencana kekeringan tidak hanya membuat beberapa warga di setiap desa kesulitan air untuk minum, namun mengakibatkan ribuan hektar sawah milik petani mengalami kekeringan. "Lahan pertanian yang kekeringan lebih dari 6.000 hektar," imbuhnya.

Berdasarkan informasi yang diterima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata Surya, kekeringan tahun 2019 masih cukup lama. "Musim kemarau tahun ini akan berlangsung hingga November mendatang," katanya. (yanadi)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler