BACA JUGA: Diterjang Badai, KM Berkat Fadilah Karam
“Harus dimusnahkan, tak ada kompromi,” tegasnya Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, kemarin di Engku Putri.
Menurut Wako, Batam bukanlah tempat beternak, melainkan wilayah industri, jasa, dan pariwisata
BACA JUGA: Dari Sumsel, Wajah Baru Bakal Dominasi Senayan
Satu-satunya jalan bagi peternak babi yakni bergabung ke Pulau Bulan.“Mereka harus bekerja sesuai dengan kebijakan pemerintah
Kapan pemusnahan dilakukan" Dahlan belum memberi kepastian
BACA JUGA: Penetapan Sulsel Mulus
Kata dia, semuanya dilakukan secara bertahapYang pasti, pemusnahan itu sebagai salah satu dari sekian banyak upaya yang sudah dilakukan pemko untuk mencegah masuknya virus mematikan tersebutUsaha lain yang telah dilakukan, lanjut mantan karyawan Otorita Batam ini, memeriksa suhu tubuh setiap pendatang dari luar negeri yang akan masuk ke BatamYang bersuhu tubuh di atas 38 derajat celcius dirujuk ke RSOB.
“Saya dapat kabar saat acara penerbangan Kualalumpur Batam kemarin, dirutnya tak ke Batam karena demamIa tahu Batam ketat pemeriksaannya,” ujarnya.
Rp1,5 M Biaya Pengawasan
Pemerintah Kota belum menyiapkan anggaran dana tanggap flu babi, seperti yang dilakukan saat kasus flu burung merebak“Kalau emergency betul kita punya dana darurat,” kata Dahlan.
Pemerintah, kata dia, tidak menyediakan anggaran untuk penggantian hewan ternak liar yang akan dimusnahkan“Untuk flu babi belum diusulkan,” ujar Dahlan.
Kadis KP2 Kota Batam Suhartini mengatakan, pemerintah hanya punya dana untuk pengawasan produk peternakan dan kegiatan peternakanBesarnya Rp1,5 miliar
Data dari Dinas KP2, populasi babi 2008 sebanyak 8.093 ekor dan 2009 meningkat menjadi 15.042 ekorSementara jumlah peternak 2008 sebanyak 228 KK, memasuki 2009 menjadi 490 KKPopulasi babi terbanyak di Kecamatan Sei Beduk, yakni sekitar 5.081 ekor (tak termasuk di Duriangkang)Sementara jumlah peternak mencapai 254 KK(why)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panser dan Kapal Perang Amankan Sidang ADB
Redaktur : Tim Redaksi