16 WNI Tinggal di Pusat Kerusuhan Kazakhstan, Bagaimana Nasib Mereka?

Sabtu, 08 Januari 2022 – 09:02 WIB
Duta Besar RI untuk Kazakhstan Fadjroel Rachman menyampaikan kondisi terkini situasi di Kazakhstan. Ilustrasi: ANTARA/TT News Agency via REUTERS

jpnn.com, NUR-SULTAN - Duta Besar RI untuk Kazakhstan Fadjroel Rahman mengungkapkan bahwa saat ini ada sejumlah WNI yang tinggal di dekat pusat kerusuhan.

Menurut Fadjroel, sejauh ini Kota Almaty masih jadi pusat kerusuhan.

BACA JUGA: FIBA Womens Asia Cup 2021: Tampil Gahar, Timnas Basket Putri Indonesia Tekuk Kazakhstan

Pihaknya mencatat ada 16 WNI tinggal di kota terbesar Kazakhstan itu dan wilayah sekitarnya. Lalu, bagaimana kondisi mereka?

“Sejauh ini seluruh WNI di Almaty dan seluruh penjuru Kazakhstan dalam kondisi baik,” kata Fadjroel kepada ANTARA, Jumat (7/1).

BACA JUGA: Kazakhstan Makin Mencekam, KBRI Minta WNI Jaga Ucapan

Menurut mantan juru bicara kepresidenan itu, total ada 140 WNI di Kazakhstan.

Populasi WNI paling besar ada di Nur-Sultan, ibu kota Kazakhstan.

BACA JUGA: Kabar Terbaru dari Kazakhstan: Kediaman Presiden Dibakar, Rusia Jilat Ludah Sendiri

Untuk memudahkan komunikasi, pihak KBRI telah mengumpulkan semua WNI dalam satu grup di aplikasi pesan singkat.

Selain itu, KBRI telah menunjuk beberapa WNI untuk berperan sebagai koordinator di wilayah tinggal mereka masing-masing.

"Kami selalu mengingatkan apa yang harus dilakukan dan kami meminta kalau ada info-info penting tolong dibagikan kepada sesama WNI dan KBRI sehingga kami bisa sejak awal mengukur risikonya dan juga memitigasi terhadap risiko yang mungkin terjadi,” ucapnya.

Fadjroel pun menegaskan komitmen KBRI Nur-Sultan untuk melayani kebutuhan para WNI yang berada di Kazakhstan.

“Tentunya kami menyiapkan diri, dari keadaan yang baik sampai kalau terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,” ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kazakhstan berada di bawah status darurat nasional sejak Rabu (5/1) lalu, setelah aksi protes terhadap kenaikan harga bahan bakar berkembang jadi gelombang kekerasan yang oleh pemerintah dicap sebagai upaya pemberontakan.

Situasi diperkirakan bakal memburuk setelah Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev meminta dukungan militer Rusia.

Dia juga memerintahkan aparat keamanan untuk menghabisi sekitar 20 ribu perusuh yang dia tuding sebagai teroris peliharaan asing. (ant/dill/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler