165 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar, Terbanyak di Kabupaten Sanggau 

Minggu, 21 Juli 2024 – 18:45 WIB
Petugas BMKG Supadio Pontianak Reni menyampaikan informasi cuaca terbaru di Kalbar melalui kanal media sosial BMKG Kalbar. (ANTARA/Rendra Oxtora)

jpnn.com - PONTIANAK - Titik panas kembali bermunculan di Kalimantan Barat (Kalbar).

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak mendeteksi 165 titik panas di beberapa daerah di Kalbar.

BACA JUGA: BMKG: Titik Panas di Kaltim Alami Penurunan

"Pemantauan ini dilakukan menggunakan sensor Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS) dan Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS), yang memungkinkan deteksi titik panas secara akurat di seluruh provinsi," kata Petugas BMKG Supadio Pontianak Reni di Sungai Raya, Minggu (21/7).

Dia menjelaskan bahwa berdasar data terbaru BMKG Supadio, titik panas terbanyak ditemukan di Kabupaten Sanggau, yakni 64.

BACA JUGA: Pemprov Kalbar & Mbiz Dorong Percepatan Pengadaan Digital UMKM dan OPD

Kabupaten Bengkayang mengikuti dengan 31 titik, sedangkan Landak tercatat memiliki 14.

Titik panas juga terpantau di Ketapang sebanyak 13, Kapuas Hulu 9, dan Melawi 8.

BACA JUGA: PDIP Akan Bentuk Poros Politik Meski Bisa Sendirian Usung Paslon di Pilkada Kalbar

Kubu Raya dan Sekadau masing-masing memiliki 7 titik, Sintang 5, Sambas 4, dan Mempawah 3.

Namun, dari informasi cuaca menunjukkan bahwa selama 24 jam terakhir, tanggal 20-21 Juni 2024 pukul 07:00 WIB, Kalbar mengalami kondisi berawan.

Reni mengatakan bahwa diperkirakan akan terjadi hujan dengan intensitas sedang di beberapa daerah, seperti Kabupaten Sanggau, Sekadau, Landak, Melawi, Sintang, dan Kapuas Hulu. "Hujan ini diharapkan dapat membantu meredakan kondisi kebakaran yang mungkin timbul akibat titik panas," tuturnya.

Dalam hal prakiaan angin, BMKG melaporkan bahwa pada ketinggian 3.000 kaki, angin umumnya bertiup dari arah tenggara hingga selatan dengan kecepatan mencapai 25 knot. Kecepatan angin ini dapat memengaruhi penyebaran asap dan polutan dari kebakaran, serta kondisi cuaca lokal.

BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah yang terpantau memiliki titik panas.

Kondisi cuaca yang berawan dan hujan diharapkan dapat menurunkan risiko kebakaran.

Namun, masyarakat diimbau untuk tidak lengah dan tetap memantau informasi terbaru mengenai cuaca dan titik panas.

Selain itu, BMKG Supadio juga mengimbau pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah dan dinas, untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan, serta memantau secara berkala titik-titik panas yang terdeteksi.

"Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait sangat penting untuk menjaga lingkungan dan mencegah bencana yang lebih besar," kata Reni. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler