CILEGON - Dinas Pendidikan (Dindik) Cilegon dipastikan akan mengikuti pola kurikulum 2013. Namun begitu, hanya 17 sekolah saja yang akan mengikuti pelaksanaan kurikulum terbaru tersebut.
Belasan sekolah ini telah ditentukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yakni lima Sekolah Menengah Atas (SMA), lima Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta tujuh Sekolah Dasar (SD). “Ini sudah ditentukan pusat, kami tinggal menjalankannya saja,” kata Sekretaris Dindik Cilegon Nikmatullah.
Selain itu, tidak semua kelas di sekolah yang ditunjuk Kemendikbud melaksanakan kurikulum baru tersebut. Nikmatullah menjelaskan, pada SD hanya kelas I dan IV saja yang akan mengikuti kurikulum 2013. Sementara pada SMP hanya akan diikuti kelas VII, dan SMA diikuti murid kelas X. “Semuanya masih dalam tahap percontohan, atau bisa dikatakan masih uji coba,” katanya.
Kurikulum 2013 memang telah menjadi pembahasan Kemendikbud sejak akhir tahun lalu. Kurikulum ini akhirnya disetujui 27 Mei lalu untuk diberlakukan pada 15 Juli mendatang. Kemendikbud pun menggelontorkan Rp829 miliar dana dari APBN untuk program ini. Di mana 6.325 sekolah ditunjuk untuk uji coba kurikulum tersebut.
“Kurikulum ini muncul lantaran KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sebelumnya digunakan mengundang kritikan. Makanya di ubah dengan kurikulum terbaru ini,” kata Kepala Dindik Cilegon Muhtar Gozali.
Ia mengatakan, Kurikulum 2013 lebih condong kepada pendidikan berbasis teknologi informasi dan komputerisasi. Untuk itu, pada pelaksanaannya hanya bisa dilakukan sekolah yang telah didukung dengan sarana pendukung yang lengkap. “Saat ini baru beberapa sekolah yang memiliki sarana pendukung lengkap. Kedepan, semua sekolah akan dilengkapi sarana yang memadai agar bisa melaksanakan Kurikulum 2013,” ungkap Muhtar.
Guru-guru pun, lanjut Muhtar, tengah dipersiapkan untuk bisa melaksanakan kurikulum ini. Pihaknya telah beberapa kali mengirimkan sejumlah guru untuk mengikuti workshop Kurikulum 2013. “Ini agar para guru siap untuk mengajar dengan pola kurikulum terbaru ini,” katanya.
Pada bagian lain, Ketua Komisi II DPRD Cilegon Muhamad Tahyar berharap Dindik Cilegon serius menyambut pelaksanaan Kurikulum 2013. “Kurikulum ini telah melalui kajian para pakar dan ahli. Makanya Dindik harus serius menyambut kurikulum terbaru ini. Apalagi program ini menggunakan anggaran APBN,” katanya. (quy/del)
Belasan sekolah ini telah ditentukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yakni lima Sekolah Menengah Atas (SMA), lima Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta tujuh Sekolah Dasar (SD). “Ini sudah ditentukan pusat, kami tinggal menjalankannya saja,” kata Sekretaris Dindik Cilegon Nikmatullah.
Selain itu, tidak semua kelas di sekolah yang ditunjuk Kemendikbud melaksanakan kurikulum baru tersebut. Nikmatullah menjelaskan, pada SD hanya kelas I dan IV saja yang akan mengikuti kurikulum 2013. Sementara pada SMP hanya akan diikuti kelas VII, dan SMA diikuti murid kelas X. “Semuanya masih dalam tahap percontohan, atau bisa dikatakan masih uji coba,” katanya.
Kurikulum 2013 memang telah menjadi pembahasan Kemendikbud sejak akhir tahun lalu. Kurikulum ini akhirnya disetujui 27 Mei lalu untuk diberlakukan pada 15 Juli mendatang. Kemendikbud pun menggelontorkan Rp829 miliar dana dari APBN untuk program ini. Di mana 6.325 sekolah ditunjuk untuk uji coba kurikulum tersebut.
“Kurikulum ini muncul lantaran KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sebelumnya digunakan mengundang kritikan. Makanya di ubah dengan kurikulum terbaru ini,” kata Kepala Dindik Cilegon Muhtar Gozali.
Ia mengatakan, Kurikulum 2013 lebih condong kepada pendidikan berbasis teknologi informasi dan komputerisasi. Untuk itu, pada pelaksanaannya hanya bisa dilakukan sekolah yang telah didukung dengan sarana pendukung yang lengkap. “Saat ini baru beberapa sekolah yang memiliki sarana pendukung lengkap. Kedepan, semua sekolah akan dilengkapi sarana yang memadai agar bisa melaksanakan Kurikulum 2013,” ungkap Muhtar.
Guru-guru pun, lanjut Muhtar, tengah dipersiapkan untuk bisa melaksanakan kurikulum ini. Pihaknya telah beberapa kali mengirimkan sejumlah guru untuk mengikuti workshop Kurikulum 2013. “Ini agar para guru siap untuk mengajar dengan pola kurikulum terbaru ini,” katanya.
Pada bagian lain, Ketua Komisi II DPRD Cilegon Muhamad Tahyar berharap Dindik Cilegon serius menyambut pelaksanaan Kurikulum 2013. “Kurikulum ini telah melalui kajian para pakar dan ahli. Makanya Dindik harus serius menyambut kurikulum terbaru ini. Apalagi program ini menggunakan anggaran APBN,” katanya. (quy/del)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Siswa tak Mampu Tebus Ijazah Masih Banyak Terjadi
Redaktur : Tim Redaksi