JAKARTA - Kasus orangtua siswa tak mampu menebus ijazah setelah lulus sekolah seperti yang dialami Sarah Meylinda Ayu, siswi SMA Nurul Iman, Parung, Bogor dinilai ibarat fenomena gunung es. Terutama di tingkat SMA/SMK negeri maupun swasta.
"Kasus ini bersifat gunung es. Di Jakarta saja kasus semacam ini kerap dijumpai dan banyak juga yang dilaporan ke FMGJ (forum musyawarah guru jakarta)," kata Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) di Jakarta, Jumat (28/6).
Biasanya, lanjut Retno, laporan itu disikapi dengan meminta bantuan anggota DPRD DKI Komisi E. Beberapa di antara mereka yang membantu seperti Jhonny Simanjuntak dari Fraksi PDIP.
"Bahkan Pak Ahok (Basuki T Purnama) sebelum jadi Wagub DKI juga kerap membayarkan ijazah-ijazah itu untuk ditebus," kata Retno menyebtukan fakta yang ada di Jakarta.
Karena ini sudah ibarat gunung es yang terjadi hampir di seluruh Indonesia, Retno menilai semestinya Mendikbud memiliki program yang jelas untuk mengatasi masalah ini.
"Apalagi sekarag sudah dicanangkan wajib belajar 12 tahun. Kalo dibuat program yang jelas maka masyarakat tak menilai ini hanya pencitraan. Karena percuma menolong satu tapi yang lain tak bisa diatasi," tegasnya.
Dia juga menambahkan, yang lebih dikhawatirkan perilaku masyarakat semacam ini (jual ginjal) bisa menjadi marak karena dianggap cara mudah mendapat bantuan.(fat/jpnn)
"Kasus ini bersifat gunung es. Di Jakarta saja kasus semacam ini kerap dijumpai dan banyak juga yang dilaporan ke FMGJ (forum musyawarah guru jakarta)," kata Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) di Jakarta, Jumat (28/6).
Biasanya, lanjut Retno, laporan itu disikapi dengan meminta bantuan anggota DPRD DKI Komisi E. Beberapa di antara mereka yang membantu seperti Jhonny Simanjuntak dari Fraksi PDIP.
"Bahkan Pak Ahok (Basuki T Purnama) sebelum jadi Wagub DKI juga kerap membayarkan ijazah-ijazah itu untuk ditebus," kata Retno menyebtukan fakta yang ada di Jakarta.
Karena ini sudah ibarat gunung es yang terjadi hampir di seluruh Indonesia, Retno menilai semestinya Mendikbud memiliki program yang jelas untuk mengatasi masalah ini.
"Apalagi sekarag sudah dicanangkan wajib belajar 12 tahun. Kalo dibuat program yang jelas maka masyarakat tak menilai ini hanya pencitraan. Karena percuma menolong satu tapi yang lain tak bisa diatasi," tegasnya.
Dia juga menambahkan, yang lebih dikhawatirkan perilaku masyarakat semacam ini (jual ginjal) bisa menjadi marak karena dianggap cara mudah mendapat bantuan.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Unair Kebanjiran Pendaftar
Redaktur : Tim Redaksi