jpnn.com - JAKARTA - Dugaan berbagai pihak kalau DKI Jakarta belum siap menghadapi banjir terbukti. Belum lagi dilanda hujan dengan intensitas tinggi yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bakal turun mulai minggu kedua Januari 2015, baru mendapat banjir kiriman saja sebanyak 20 rukun warga (RW) di lima kelurahan terendam.
Dampaknya, 17.659 warga mengungsi akibat banjir yang menerjang sebagian wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan itu, Kamis (20/11). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, para pengungsi itu berasal dari lima kelurahan, yakni Kampung Melayu, Bidara Cina, Cawang (Jakarta Timur) dan Rawajati, Pejaten Timur (Jakarta Selatan).
BACA JUGA: Polisi Dalami Teman Pria Perempuan Tewas Membusuk di Parkiran Bandara
”Banjir yang menerjang ini berasal dari luapan Sungai Ciliwung. Pengungsi seluruhnya berasal dari warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai itu,” ujar Bambang Musyawardana, Kepala BPBD DKI Jakarta kepada INDOPOS (Grup JPNN), Kamis (20/11).
Dia juga mengatakan, ketinggian air yang menggenangi rumah warga bervariasi. Mulai dari 30 sentimeter (cm) hingga empat meter lebih. Dia merinci, ketinggian banjir di Kawasan Rawajati berkisar antara 30 cm-100 cm. Di kawasan Pejaten Timur, banjir mencapai ketinggian 50 cm-100 cm.
BACA JUGA: Satu Lagi Tersangka Transjakarta Dibui
Sedangkan di kawasan Bidara Cina, ungkap Bambang juga, banjir berketinggian antara 30 cm hingga empat meter. Begitu juga di Kampung Melayu banjir berkisar antara 40 cm hingga 2 meter. ”Sejauh ini warga cukup tertib mau mengikuti arahan petugas untuk pindah ke lokasi-lokasi pengungsian,” ujarnya juga.
Diterangkan Bambang, total RW yang terendam banjir sebanyak 20 RW. Rinciannya, di Kelurahan Rawajati ada 4 RW, Kelurahan Pejaten Timur sebanyak 4 RW terendam banjir, Kelurahan Bidara Cina ada 3 RW dilanda banjir, di Kampung Melayu terdapat 8 RW terendam air, Kelurahan Cawang ada 1 RW terendam banjir. Namun, berdasarkan prediksi, Jumat (21/11) hari ini air akan menyusut. ”Pada Kamis (20/11) sore, air menyusut 25 sentimeter. Kami harapkan Jumat semakin menurun,” ujarnya juga.
BACA JUGA: Buruh Minta Revisi UMK Depok
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan segera memanggil Kepala Dinas PU DKI dan dinas terkait guna membahas masalah banjir yang melanda empat kelurahan tersebut. ”Saya segera membahasnya dengan PU. Saya juga akan mengumpulkan semua dinas terkait, termasuk pengurus pompa untuk mencari solusi yang bisa diambil dalam waktu singkat,” tegasnya.
Namun, dia meminta warga yang kebanjiran tak terlalu gampang mengharapkan bantuan pemerintah daerah. Basuki menyatakan jika banjir hanya semata kaki, maka tak perlu diberikan bantuan. ”Kalau bantuan, protap kita sangat cepat. Begitu kerendam sampai sepinggang selama 3 jam, Dinas Sosial sudah buka tenda dan siapin makan. Tapi kalau baru semata kaki, masih bisa jalan mah enggak usah,” ujar Basuki.
Lebih jauh, pejabat yang akrab disapa Ahok itu juga mengakui koordinasi antar instansi di jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam penanganan banjir masih kurang maksimal. Untuk itu, dirinya berencana mengubah prosedur tetap penanganan banjir dan evakuasi banjir.
Karena berdasarkan pemetaan kawasan rawan banjir, ada sebanyak 634 RW di Jakarta yang pasti terendam banjir saat hujan. ”Pasti banjir. Kan sudah ada pemetaan 643 RW yang termasuk rawan banjir. Kalau hujan, pasti kerendam air. Karena itu perlu protap (prosedur tetap) dalam penanganan banjir ini,” tuturnya juga.
Untuk itu, Ahok akan memanggil Kepala Dinas PU DKI pekan depan, tepatnya Senin (24/11). Pemanggilan guna mengetahui kendala dan permasalahan yang dihadapi jajaran Dinas PU dalam penanganan banjir di Ibu Kota. Apalagi dari hasil blusukan ke beberapa tempat, Selasa (18/11) lalu, mantan Bupati Belitung Timur ini menemukan tidak ada koordinasi di antara jajaran Dinas PU DKI.
”Makanya, Senin depan, saya mau panggil Dinas PU. Mau tanya masalahnya di mana? Solusi yang bisa selesai cepat yang mana? Padahal kita sudah minta ke Kepala Dinas PU dari zaman kapan, dari tahun 2013. Kemarin dalam blusukan pun saya temukan tidak ada koordinasi sama sekali di jajaran Dinas PU,” kata dia juga. (wok)
Ruas Jalan Ditutup Akibat Banjir Kiriman
1. Jalan Gunung Sahari, depan Lantamal, Jakarta Pusat
2. Jalan Kampung Melayu, Jakarta Timur
3. Jalan Tebet arah fly over Kampung Melayu, Jakarta Selatan
4. Jalan Gudang Peluru, Jakarta Selatan
5. Jalan KH Abdulah Syafei, Casablanca arah Terminal
Kampung Melayu/Prumpung, Jakarta Selatan
6. Jalan Kampung Melayu, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan
7. Jalan Cililitan, Jakarta Timur
8. Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur
9. Jalan Kampung Melayu, Pasar Gembrong, Jakarta Timur.
10. Jalan Matraman Raya akses ke Kampung Pulo, Jakarta
Timur
11. Jalan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan akses menuju SMA
8 Jakarta
12. Jalan Masjid Al-Hawi, Kampung Keramat, Jakarta Timur
13. Jalan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur
14. Jalan Tanjung Sanyang, Cawang, Jakarta Timur
15. Jalan Pasar Minggu, Jakarta Selatan
16. Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur
BACA ARTIKEL LAINNYA... Airin Dituding Lamban Perbaiki Infrastruktur Tangsel
Redaktur : Tim Redaksi