jpnn.com - TANGSEL - Kasus kekerasan seksual menggegerkan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Betapa tidak, Muhamad Idrus, 21, warga Jalan H. Edi RT 01/10, Kampung Cirendeu Ilir, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, membuat kalap puluhan orang tua di kampung itu.
Pria kelahiran 23 November 1991 ini menyodomi setidaknya 18 bocah warga kampung tersebut. Informasi yang dihimpun INDOPOS (JPNN Group), kejahatan seksual kepada anak di bawah umur sudah dilakukan pria tanggung itu sejak tahun 2012 oleh Idrus.
BACA JUGA: Ahok Minta Proyek Flyover Pramuka Diusut
Karyawan swasta ini mengiming-imingi para korbannya dengan uang jajan agar mau digagahi. Setelah diberi uang, anak-anak tersebut disodomi. Seorang anak yang jadi korbannya mengaku, dirinya dibujuk dengan cara mengajak bermain dan diberi uang.
Setelah itu, dengan rayuan pelaku menyodomi para korbannya berulang-ulang. Terungkapnya kasus ini bermula dari laporan salah satu korban kepada orangtuanya beberapa hari lalu. Kasus ini pun dilaporkan ke Markas Polsek Ciputat.
BACA JUGA: Penggorengan Kentang Nyaris Bakar Plaza Semanggi
Ternyata, bukan hanya satu orang yang menjadi korban tindakan asusila tersebut. Tapi ada belasan orang. Saat didata, sudah 18 anak-anak mengaku menjadi korban Idrus. Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Selatan Iptu Nunu Suparni mengaku ada 18 anak-anak yang diduga menjadi korban seksual tersebut.
Namun hingga saat ini baru 9 korban yang melapor ke Markas Polres Jaksel. ”Kami sudah buat surat pengantar visum untuk para korban. Saat ini tengah menunggu hasilnya,” ujarnya kepada INDOPOS. Sementara itu, pelaku yang diamankan polisi Senin (10/2) ditahan di sel Polres Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Jadi Public Enemy, Sutiyoso Merasa Tak Setenar Jokowi
Beberapa jam sebelumnya, Idrus dicokok anggota Polsek Pamulang. ”Hasil visum itu yang akan menjelaskan apakah 9 korban yang melapor merupakan korban atau tidak,” katanya juga. Sementara itu, suasana riuh belasan orangtua yang anaknya jadi korban nampak terjadi di RSUD Kota Tangsel, kemarin (10/2).
Mereka berbondong menunggu giliran untuk melakukan visum et revertum kepada anak-anak mereka yang mayoritas masih berusia di bawah 10 tahun. Namun, pelaksanaan visum terpaksa ditunda karena dokter yang menangani sedang melakukan operasi. Kemungkinan, visum baru dapat dilakukan Rabu (12/2).
Salah seorang ibu yang mengaku anaknya menjadi korban saat hendak diwawancarai beberapa wartawan, bukannya menjelaskan kronologis. Perempuan bertubuh gempal itu malah mengamuk dan melontarkan kata-kata kasar kepada awak media yang hendak mengambil foto para korban dari bagian belakang.
”Ngapain pake foto-foto segala. Kami ga perlu bantuan wartawan. Ini mah urusan kami,” ujar perempuan tersebut dengan nada tinggi. (fin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asap Pekat di Plaza Semanggi, Pengunjung Berhamburan
Redaktur : Tim Redaksi