19 Aplikasi Belajar untuk PJJ Tidak Familier di Kalangan Guru

Kamis, 01 Oktober 2020 – 16:05 WIB
Siswa melakukan pembelajaran jarak jauh alias PJJ. Ilustrasi Foto: Fathra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menemukan fakta, 19 aplikasi belajar yang dipromosikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ternyata tidak familier di kalangan pendidik.

Hal ini memengaruhi proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena aplikasinya dinilai asing oleh guru. 

BACA JUGA: Ini Syarat Mudah Dapatkan Bantuan Kuota Data Internet

Alhasil kuota internet yang diberikan kepada guru tidak terpakai. Guru-guru pun tetap membeli kuota internet sendiri.

"19 aplikasi belajar yang dipromosikan dan direkomendasikan Kemendikbud untuk digunakan selama PJJ, P2G menemukan jika beberapa aplikasi tersebut tidak familiar di kalangan guru, di daerah termasuk di Jakarta sendiri," ungkap Koordinator P2G Satriwan Salim, Kamis (1/10).

BACA JUGA: Nadiem Makarim Rancang Sistem Belajar Berbasis Aplikasi, Minta Waktu 100 Hari

 Aplikasi seperti Aminin, Bahaso, Cakap, Udemy, dan Duo Lingo adalah beberapa contoh aplikasi yang tidak dipakai karena tak dikenal para guru. Menurut Satriwan, ada indikasi bahwa Kemendikbud sengaja mempromosikan aplikasi yang nota bene masih start up tersebut.

"Aplikasi itu belum diketahui secara luas bagaimana kapasitas, konten pembelajaran, dan rekam jejaknya. Terbukti jika para guru umumnya tidak mengenal bahkan tak menggunakan aplikasi tersebut. Ini berpeluang menghamburkan uang negara," tegasnya.

BACA JUGA: Soal Kuota Belajar Diisi Aplikasi Berbayar, Indra Charismiadji: Itu Pembohongan Publik

 Satriwan meminta Kemendikbud mengevaluasi penggunaan 19 aplikasi pembelajaran tersebut selama 1 bulan ke depan. Apakah banyak digunakan guru atau sebaliknya, agar uang negara tidak sia-sia dibakar.

Sebelumnya, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbud, Evy Mulyani menyatakan bahwa daftar laman dan aplikasi pembelajaran yang dapat diakses menggunakan kuota belajar dimaksudkan untuk mengantisipasi kekhawatiran kuota data internet disalahgunakan.

Evy menambahkan bahwa daftar tersebut juga memuat aplikasi dan video conference yang utama dan secara umum banyak sekali digunakan dalam PJJ sehingga diyakini memadai untuk pemenuhan kebutuhan PJJ.

Evy mengimbau guru, siswa, mahasiswa, dan dosen dapat mengakses laman tersebut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang bantuan kuota data internet tersebut.

Dalam daftar tersebut terdapat 19 aplikasi pembelajaran, 5 video conference, 22 website, dan 401 website universitas yang sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan PJJ.

“Dijelaskan dalam laman tersebut kuota bantuan internet dari Kemendikbud dibagi dua, ada kuota umum dan kuota belajar. Kuota belajar ini hanya dapat digunakan untuk mengakses laman dan aplikasi pembelajaran yang telah Kemendikbud siapkan guna mendukung pembelajaran jarak jauh,” jelas Evy di Jakarta, pada Selasa (22/9). (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler