Nadiem Makarim Rancang Sistem Belajar Berbasis Aplikasi, Minta Waktu 100 Hari

Sabtu, 02 November 2019 – 08:00 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan permintaan kepada Presiden Jokowi agar diberi waktu 100 hari untuk membuat perubahan sistem belajar berbasis aplikasi.

Presiden Jokowi yang menceritakan soal permintaan Nadiem Makarim tersebut.

BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Makarim Beber 4 Program Prioritas

"Mas menteri minta "beri waktu saya pak 100 hari untuk menyiapkan dan merancang itu'," kata Presiden Jokowi dalam acara diskusi mingguan dengan wartawan kepresidenan di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (1/11).

Presiden Jokowi menyebut "Mas Menteri" merujuk kepada mantan CEO Gojek berusia 35 tahun tersebut.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Minta Nadiem Makarim Evaluasi Kurikulum Besar-besaran

"Tapi yang lebih detilnya kalau mas menteri ini sudah belanja masalah ke mana-mana. Kemarin sudah saya perintahkan jangan hanya melihat universitas, SMA, SMK, SMP, SD, TK di Jakarta saja atau di Jawa saja. Tolong lihat juga NTT yang pelosok, di Maluku yang pelosok, di Papua juga yang pelosok. Perbedaannya kayak apa, pendekatannya kayak apa? Apakah pendekatan seperti yang dirancang cocok atau perlu digeser sedikit," jelas Presiden.

Presiden Jokowi meminta Nadiem menyampaikan laporan setelah melihat berbagai sekolah di berbagai daerah tersebut.

BACA JUGA: Saran Pengamat untuk Nadiem Makarim terkait Kurikulum Pendidikan

"Jadi nanti saya sudah membayangkan kalau itu betul-betul bisa terlaksana akan ada perubahan besar, cara mengajar, cara interaksi antara murid dan guru, sistemlah yang bekerja, dengan aplikasi sistem," tegas Presiden.

Presiden Jokowi mengakui ada banyak pihak yang kaget karena ia menunjuk Nadiem Makarim sebagai Mendikbud.

"Karena (Nadiem) bukan dari dunia pendidikan, bukan juga guru besar pendidikan, tidak memiliki background pendidikan, tetapi sekali lagi ini kami ingin melakukan sebuah pendekatan yang berbeda karena dunia berubah begitu sangat cepatnya. Disrupsi teknologi ini harus disikapi dan diperlukan orang yang bisa cepat merespon perubahan itu. Tidak rutinitas, monoton, tidak akan kita bisa melompat," tambah Presiden.

Presiden meminta agar masyarakat sabar dalam 2,5 tahun ke depan untuk menilai kinerja Nadiem sebagai Mendikbud.

"Paling tidak nanti dilihat saja 2,5 tahun lagi, akan kita nilai. Jangan minta cepat kalau yang ini. Kita perlu persiapan sebuah aplikasi sistem sehingga menjangkau anak didik kita, menjangkau sekolah-sekolah, menjangkau guru-guru," ungkap Persiden.

Presiden mengaku sudah memperhitungkan bahwa Nadiem dapat mengelola manajemen pendidikan yang sangat besar dengan menggunakan teknologi.

"Ini adalah sebuah cara sehingga kecepatan perubahan betul-betul bisa kita antisipasi. Siapa yang bisa menggelola seperti itu? Ya yang menguasai teknologi. Siapa yg terbukti menguasai seperti itu? Ya beliau itu. Sudah membuktikan. Bisa tidak (sistem) dari situ (Gojek) dibawa ke dunia pendidikan? ," tambah Presiden.

Presiden Jokowi yakin Nadiem Makarim dapat membawa sistem tersebut ke dunia pendidikan.

"Beliau sampaikan ke saya 'Bisa Pak,tapi berikan waktu saya'. Saya beri waktu. Boleh. Kita lihat. Saya gak mau rutinitas. Intinya itu. Bapak ibu yakin tidak? Dari apa yang disampaikan Mas Menteri ke saya, saya meyakini beliau bisa melakukan itu. Kalau itu terjadi. Nah, itulah yang namanya lompatan," kata Presiden.(antara/jpnn)

Video Pilihan :

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler