jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menduga pemecatan secara permanen dr Terawan Agus Putranto oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) masih terkait dengan praktik cuci otak.
Dugaan itu disampaikan Dahlan Iskan melalui tulisan berjudul Nasib Terawan yang dimuat Disway.id, termasuk JPNN.com.
BACA JUGA: Kiai Maman Kritik Keputusan IDI Memecat Dokter Terawan
"Rasanya pemecatan ini masih terkait dengan cuci otak. Yang dikembangkannya jauh sebelum VakNus (Vaksin Nusantara, red)" ucap Dahlan melalui tulisannya, Senin (28/3).
Dahlan mengatakan Dokter Terawan pernah dipecat sementara dari IDI terkait cuci otak itu.
BACA JUGA: Inilah Sosok Lettu Anumerta Marinir M Iqbal yang Gugur dalam Serangan KKB Papua
Pasalnya, Terawan dianggap tidak mau mempertanggungjawabkannya secara ilmu kedokteran di depan IDI.
Menurut Dahlan, masalah terapi cuci otak ala Dokter Terawan tersebut waktu itu ributnya luar biasa.
BACA JUGA: Mbak Rara Si Pawang Hujan: Santai Saja, Pak! Nanti Reda Sendiri
"Saking ributnya, saya sampai ingin mencoba sendiri. Saya ke RSPAD. Saya minta dilakukan ”cuci otak”. Masih Dokter Terawan sendiri yang mengerjakan," sebut Dahlan.
Bedanya, sambung mantan direktur utama PT PLN Persero itu, sekarang sudah banyak dokter binaan Terawan yang bisa melakukannya.
Pengalaman menjalani cuci otak itu pernah diceritakan Dahlan melalui tulisan berjudul Empat Misi Terawan.
Yang mengejutkan, pria kelahiran 17 Agustus 1951 itu dua kali menjalani cuci otak dengan Dokter Terawan.
"Istri saya minta terapi itu juga. Syaratnya: saya harus bersamanya. Maka, dua kali saya menjalani cuci otak," ungkapnya.
Dahlan juga mengatakan begitu banyak tokoh nasional yang juga menjalani terapi cuci otak itu. Lebih banyak lagi yang bukan tokoh, sudah lebih dari 40.000 orang.
BACA JUGA: Ditelepon Dahlan Iskan Malam Jumat Kliwon, Mbak Rara Pawang Hujan Sampaikan Permintaan
Masih dalam tulisan terbarunya, Dahlan mengatakan dr Terawan tidak perlu malu dipecat dari IDI. Pun kalau salah –dalam Islam– dia masih harus dapat pahala.
"Salah di situ bisa dibuktikan dengan jatuhnya korban, saya dua kali menjalani cuci otak: baik-baik saja," ucap suami Nafsiah Sabri itu. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam