jpnn.com - jpnn.com - Rombongan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia yang berjumlah 37 orang memulai giat latihan dasar sejak Sabtu (14/1).
Salah seorang mahasiswa yakni Mumammad Fadli, 20, mendadak mengalami kedinginan pada Jumat (20/1). Pakaian yang dia kenakan dalam kondisi basah kuyup.
BACA JUGA: Keluarga Curiga Mahasiswa UII Meninggal Dianiaya
Beberapa teman sempat mengganti pakaiannya. Namun rasa dingin tak juga hilang dan terus menggigil.
Dia kemudian dilarikan ke Puskesmas Tawangmangu. Nahas, warga Tamansari Hijau, Gang 04, Nomor 1 RT 01/RW 03, Tiban Baru, Sekupang, Batam, Kepulauan Riau itu meninggal dalam perjalanan.
BACA JUGA: Innalillahi, 2 Mahasiswa UII Meninggal saat Diksar
Sehari kemudian Sabtu (21/1), mahasiswa lainnya, Syaits Asyam, 19, meninggal saat menjalani perawatan di RS Bethesda Jogjakarta.
Kapolsek Tawangmangu AKP Riyanto mengatakan, rombongan tersebut rencananya mengakhiri kegiatannya Minggu (22/1).
Korban mulai mengeluh dan merasakan badannya kedinginan saat masih mengikuti latihan. Oleh rekan-rekannya, korban diberikan pakaian yang kering. Namun fisik korban terus melemah.
Berdasarkan hasil pemeriksan luar jenazah yang dilakukan oleh dokter Puskesmas Tawangmangu, tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan.
”Korban meninggal dunia karena hipotermia (kedinginan ) dan tidak ada tanda kekerasan,” jelas Riyanto.
Dijelaskan, wilayah tempat kejadian termasuk daerah dingin. Lokasi tersebut kerap digunakan untuk tempat diksar mahasiswa dan latihan Kopassus. Beberapa waktu terakhir cuaca di Tawangmangu cukup ekstrem.
”Kami patroli ke Cemoro Kandang dan lokasi diklat. Cuaca di lokasi memang sering hujan. Kalau hujan mendadak dingin sekali sampai menggigil,” jelas Riyanto.
Riyanto menuturkan, saat ini di lokasi tersebut masih ada kelompok mahasiswa lain asal Amikom, Jogjakarta. Mereka masih kamping di lokasi itu hingga Kamis (26/1) mendatang.
Pihaknya mengimbau agar mahasiswa tidak terlalu lama menggelar kegiatan di lokasi itu selama cuaca ekstrem. Meskipun sudah mengantongi surat izin resmi.
”Karena cuaca ekstrem, mahasiswa kami imbau untuk tidak berlama-lama. Bukan melarang, tapi demi keselamatan,” terangnya.
(dwi/adi/ila/ong)
Redaktur : Tim Redaksi