jpnn.com, SURABAYA - Transaksi food and beverage (F&B) di mal di Jawa Timur meningkat pesat dalam satu dasawarsa terakhir.
Tren makan di luar rumah dan kenaikan upah minimum regional (UMR) juga menjadi dua penyebab utama.
BACA JUGA: UMKM Jakarta Siap Bersaing di 2019
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur Sutandi Purnomosidi menyebutkan, masyarakat kelas menengah ke bawah yang mendorong perubahan tersebut. ’
’Masyarakat kelas ini mengalami perubahan lifestyle,’’ ucap Sutandi, Senin (4/2). Menurut dia, masyarakat kelas tersebut tidak terpengaruh situasi ekonomi dan politik nasional.
BACA JUGA: 5 Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Paling Moncer
’’Kalau dulu orang masih makan di rumah, sekarang at least saat weekend mereka pasti ke mal untuk makan,’’ kata Sutandi.
Selain menyumbangkan volume transaksi yang besar, F&B membuat mal kebanjiran tenant.
BACA JUGA: AFPI Bakal Bekukan Perusahaan Fintech Nakal
’’Sepuluh tahun lalu komposisi tenant F&B di mal hanya 5–10 persen. Saat ini bisa mencapai 30 persen,’’ tutur Sutandi.
Karena itu, dia optimistis pusat perbelanjaan masih akan tumbuh tahun ini. Tahun lalu pun kinerja bisnis pusat perbelanjaan positif.
APPBI Jawa Timur mencatat pertumbuhan kinerja bisnis sekitar 8–15 persen dari 2017 ke 2018. (ell/c15/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Citilink Indonesia Tunda Pemberlakuan Bagasi Berbayar
Redaktur : Tim Redaksi