2 Program Merdeka Vokasi, Siswa SMK Lebih Cepat Terserap DUDI

Sabtu, 14 November 2020 – 07:45 WIB
Ilustrasi, siswa SMK merapikan buku modul pembelajaran jarak jauh. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan dua program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Yaitu SMK Diploma Dua (D2) jalur cepat dan program peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat/D4).

BACA JUGA: Menurut Arief Poyuono, Jutaan Lulusan SMA, SMK, Sarjana, Korban PHK, Butuh UU Ciptaker

Kedua program Merdeka Vokasi tersebut merupakan terobosan Ditjen Pendidikan Vokasi untuk memperbesar penyerapan lulusan pendidikan vokasi oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, program ini mendorong peserta didik SMK cepat mendapatkan kompetensi yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Nadiem: 1 Juta Guru Honorer Akan Diangkat jadi PPPK

Tentunya disertai dengan gelar atau level ijazah lebih tinggi.

Untuk bisa mendapatkan D2, peserta didik Program Jalur Cepat SMK-D2 yang telah menjalankan pendidikan di SMK selama tiga tahun (termasuk praktik kerja lapangan selama enam bulan), bisa secara merdeka memilih meneruskan langsung satu setengah tahun pendidikan di Perguruan Tinggi Vokasi atau PTV (termasuk satu tahun magang). 

BACA JUGA: Tersedia 226 Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA, SMK, Sarjana

“Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi. Jadi pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” terang Wikan dalam peluncuran dua program Merdeka Vokasi, Jumat (13/11).

Syarat khusus lainnya yaitu, Kurikulum disusun bersama (SMK, PTV dan DUDI) sejak semester 1 sampai 9.

Selama sembilan semester tersebut, para dosen PTV dan expert DUDI bergabung dengan para guru SMK untuk terjun langsung mengajar para siswa SMK sejak kelas 10 SMK sampai mereka lulus D2 pada semester 9.

Capaian pembelajaran selama di SMK, akan berbobot sekitar 18 SKS (sudah ditempuh) ketika mengawali masuk ke level pendidikan tinggi di PTV. 

Selain itu minimal satu semester saat SMK, dialokasikan untuk program praktik kerja industri (Prakerin). 

Dia menyebutkan, SMK Model PGRI 1 Mejayan, Kabupaten Madiun menjadi salah satu pilot project Program D2 Jalur Cepat. 

Pada kesempatan sama, Kepsek SMK Model PGRI 1 Mejayan, Sampun Hadam mengatakan, penunjukan itu bukan tiba-tiba tetapi telah melalui proses panjang.

Sejak dua tahun lalu sekolah ini telah melakukan asesmen setiap semeser (semester 1 -  4) bersama mitra industri.

"Untuk jurusan permesinan salah satunya dengan PT INKA. Pihak industri mengikuti perkembangan proses pendidikan di SMK Model PGRI Mejayan sejak semester satu sampai lulus," terangnya.

Sampun Hadam menambahlkan, pihaknya menggunakan strategi pendidikan dan latihan dengan target yang jelas dan terukur. Misalnya di semester 1 dan 2, konsentrasi pada karakter siswa, performance, komunikasi, kreativitas dan basic skill yang kuat. 

Semester 5-6, siswa magang di Industri selama satu tahun. Pada semester ini menurut Sampun Hadam, diberikan kesempatan bagi siswa yang ingin melanjutkan ke program D2 jalur cepat sekaligus menyelesaikan 18 SKS mata kuliah yang dipersyaratkan Politeknik Negeri Madiun.

Strategi magang di semester 5 dan 6 merupakan pendidikan awal di dunia industri.

Selanjutnya masuk di kampus Politeknik selama satu  semester atau setara 24 SKS dan kembali magang di Industri selama dua semester. 

Magang kedua ini targetnya sudah mulai membantu proses produksi sehingga akan mampu menurunkan biaya produksi Industri. Pada akhirnya akan meningkatkan  daya saing produk dalam negeri.

"Kami memiliki produksi Mokasi SMK-UMKM dan produk jasa pemesinan jadi sangat dimungkinkan mahsiswa kembali memperkuat unit usaha produksi yang ada di SMK Model PGRI 1 Mejayan," tandasnya. (esy/jpnn)

 

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler