Kepala SD 020 Marliani mengatakan, semua murid diliburkan 2 hingga 3 hari. Kondisi sekolah tidak memungkinkan untuk proses belajar. Ada dua kelas yang dindingnya jebol, serta ratusan meja dan kursi yang kotor terkena lumpur. "Padahal murid sedang dalam persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) pada 7 Mei mendatang," kata Marliani.
Dia khawatir, jika masalah ini tak segera ditanggulangi bisa saja musibah serupa terulang saat pelaksanaan UN. "Di sini memang sering banjir, tapi banjir kali ini yang terbesar. Di dua SD ini ada 1.200 murid, jika keadaan seperti ini terus kasihan anak-anak tidak dapat belajar dengan nyaman," ucapnya.
Selain kedua SD tersebut, banjir juga merendam ratusan rumah warga di 8 RT di sepanjang Jalan Damai dan Jalan Otto Iskandardinata. Yakni, RT 9, 22, 23, 24, 25, 26, 27 dan 28. Tak hanya rumah penduduk, sebuah masjid, musalah, Puskesmas Pembantu (Pusban) Kenanga, kantor lurah dan balai pertemuan Kelurahan Sidodamai ikut terendam banjir lumpur.
Tak hanya banjir lumpur, tanah longsor juga menambah derita warga di kawasan itu. Setidaknya ada enam rumah warga yang tertimbun tanah, dua di antaranya rumah rusak berat. Kuburan Muslimin Sidodamai juga tidak lepas dari bencana ini. Beberapa makam rusak.
"Dari Informasi yang didapat ada dugaan karena jebolnya polder milik perumahan di kawasan tersebut," kata Camat Samarinda Ilir Nursan.
Setelah mendapat informasi itu, dia bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Samarinda, Dinas Cipta Karya, Dinas Bina Marga dan Perairan, Dinas Pertambangan, Tim Balakarcana Samarinda serta perwakilan warga menuju Perumahan Citra Gading untuk memeriksa polder di perumahan itu.
Dari hasil pemeriksaan memang terlihat kondisi polder jebol. Dalam waktu singkat digelar rapat teknis, rapat digelar di kantor pemasaran Citra Gading yang terletak di pintu masuk perumahan. Munir Achmad Anggota Komisi II DPRD Samarinda juga hadir dalam rapat tersebut. Dari Pihak Developer perumahan di wakili Suyatno, pengawas lapangan serta Agus, manager pemasaran. Dalam rapat Camat menyampaikan, tuntutan warga serta bersama-sama mencari solusi agar tidak terjadi lagi bencana serupa.
"Kami dari pihak perumahan akan bertanggung jawab atas musibah tersebut," kata Suyatno yang mewakili Direktur Perumahan. Pengembang juga menyetujui tiga tuntutan warga. Yakni, memberikan kompensasi kepada warga yang rumahnya rusak, perabotan, serta alat elektronik yang rusak. Menghentikan aktivitas Citra Gading mulai 26 April, kecuali perbaikan tanggul. Untuk mendapat kompensasi, Kelurahan, pengembang, dan warga pemilik rumah bersama-sama mendata nilai kerugian yang dialami. (*/ozn/far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilot Masih Trauma Terbang ke Puncak Jaya
Redaktur : Tim Redaksi