jpnn.com, BULELENG - Hingga kini polisi belum berhasil mengungkap tewasnya Putu Sekar, janda asal Desa Depeha, Kubutambahan, Buleleng, Bali, yang terjadi pada Juli 2020 lalu.
Janda berusia 50 tahun ini diduga menjadi korban pembunuhan dan perampokan.
BACA JUGA: Misteri Kematian Janda Pemilik Toko Sembako, Barang Berharga Masih Utuh
Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya menjelaskan, hingga kini polisi masih terus melakukan penyelidikan.
“Kasus ini masih kami tangani,” tegas Sumarjaya, Selasa (15/9).
BACA JUGA: Kronologi Penembakan KKB Terhadap 2 Tukang Ojek, Satu Korban Dianiaya, Sadis
Bahkan menurutnya, selain melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menurunkan anjing pelacak.
Hingga saat ini, ada sekitar 20 saksi lebih yang sudah dipanggil dan dimintai keterangan.
Sayangnya, meski sudah puluhan saksi termasuk saksi dari keluarga korban, namun hingga saat ini, belum ada satu pun keterangan saksi yang bisa dijadikan petunjuk untuk mengungkap siapa pelaku dari pembunuh Putu Sekar.
“Jadi kendalanya tidak ada saksi melihat, mendengar, maupun yang mengetahui kejadian. Sehingga itu yang menjadi hambatan dan kendala polisi mengungkap kasus ini,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, janda desa Putu Sekar warga Dusun Dauh Pura Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan ini ditemukan tak bernyawa dengan kondisi tubuhnya bersimbah darah pada Senin (13/7) lalu.
Saat itu, dari keterangan polisi, jasad Putu Sekar ditemukan pertama kali oleh kakaknya Desak Made Liarni, 51 di toko miliknya dengan kondisi bersimbah darah.
Diduga Sekar tewas setelah menjadi korban pembunuhan sadis dan aksi perampokan. (rb/jul/pra/JPR)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti