jpnn.com, JAKARTA - Tepat 20 tahun PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2023.
BRI melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2003 dan menawarkan 3.811,7 miliar lembar saham biasa (common shares) dengan harga Rp 875 per saham.
BACA JUGA: Cetak Laba Rp 15,56 Triliun pada Kuartal I 2023, Saham BBRI Terbang
Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan harga pada saat IPO.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan perseroan senantiasa fokus untuk menciptakan value agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.
BACA JUGA: BRI Gelar Presisi Preneur Expo untuk Dorong Jiwa Wirausaha di Masyarakat
Selain menciptakan value dari aspek ekonomi dan bisnis (economic values), BRI juga akan terus menghadirkan social values bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Kami harus menargetkan economic value, seperti pertumbuhan laba dan asset, yang pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan dividen, serta peningkatan harga saham yang akan memberikan value kepada stakeholder”, jelasnya.
Dari aspek market cap, BBRI menembus level baru, yakni Rp 800 Triliun di 2023, yakni di sekitar Mei.
Kenaikan harga saham yang sempat menembus level ATH pada akhir Juli dan Agustus lalu, kapitalisasi pasar (market cap) BBRI pernah menyentuh pula level tertinggi, yakni mencapai Rp 871,46 triliun pada saat intraday.
Menurut Sunarso, peningkatan nilai saham BBRI tersebut selaras dengan kinerja BRI yang terus tumbuh secara berkelanjutan.
Pada paparan kinerja keuangan Kuartal III-2023 Sunarso mengungkapkan bahwa di tengah tantangan dan ketidakpastian perekonomian global karena meningkatnya tensi geopolitik dunia, BRI berhasil menjaga kinerja keuangan yang impresif.
“Keberhasilan BRI Group menjaga kinerja positif tersebut ditunjukkan dari asset yang secara konsolidasian meningkat 9,93% year on year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam 9 bulan yang mencapai sebesar Rp44,21 triliun atau tumbuh 12,47% yoy”, jelasnya.
Sunarso menjabarkan bahwa strategi BRI untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ada dua. Strategi pertama, adalah menaikkelaskan nasabah eksisting dengan berbagai program-program pemberdayaan dan pendampingan.
Strategi kedua adalah mencari sumber pertumbuhan baru, atau menyasar segmen ultra mikro melalui holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian.(jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul