20 Tertembak, 5 Dilaporkan Tewas

Rabu, 01 September 2010 – 10:10 WIB
BUOL –  Ribuan massa tadi malam menyerang kantor Mapolsek Biau, Kabupaten BuolAkibat penyerangan itu, sebanyak 20 warga terkena tembakan,  lima warga dilaporkan tewas

BACA JUGA: Dermaga Waisai Di-Sweeping

Salah satu warga yang tewas itu diketahui bernama Amran Abjali, sedangkan lainnya masih dalam penyidikan.

Aksi penyerangan oleh ribuan  massa itu merupakan kali kedua, menyusul tewasnya, salah satu tahanan yang bernama Kasmir Timumun (19) pada Minggu malam lalu di dalam sel
Aksi pertama dilakukan pada Senin (30/8) malam, seratusan massa yang dikoodinir itu Yusanto Pake  hanya mendatangi Mapolsek Biau, untuk meminta pertanggungjawaban atas kematian korban.

Di Mapolsek malam itu, massa terus berteriak meminta pertanggungjawaban polisi terhadap kematian Kasmir di dalam sel yang diduga akibat penganiayaan petugas.  Sekitar satu jam lebih, massa berada di Mapolsek Biau guna mempertanyakan kasus yang menggemparkan warga setempat

BACA JUGA: Pengungsi Butuh MCK dan Air Bersih

Pada kesempatan itu, aparat sempat membuang tembakan, namun tak digubris oleh massa.

Beberapa saat kemudian, terjadi pertemuan antara koordinator massa, kakak almarhum Jamal Timumun, dibantu keluarga almarhum lainnya, dengan pihak kepolisian
Pertemuan itu membicarakan soal bukti-bukti kematian.

Untuk mengetahui kematian, pihak kepolisian mengusulkan agar jasad almarhum diautopsi

BACA JUGA: Jangan Kirim Bantuan Susu Formula

Usulan itu disepakati, tapi karena malam, jasad almarhum baru bisa diautopsi pada keesokan harinya, Selasa (31/8), kemarinMassa membubarkan diri setelah mendapat penjelasan dari Kapolres Buol AKBP Amin Litarso SHMereka bubar dan pulang ke rumah masing-masing. 

Penjelasan Kapolres Senin malam itu, rupanya tidak memuaskan massaTadi malam sekitar pukul 20.30 Wita, saat sebagian warga tengah melaksanakan salat isa berjamaah di masjid, sebagian massa mengepung dan menyerang kantor Mapolsek BiauAkibat penyerangan itu, sebanyak 20 warga terkena tembakanSatu di antaranya dilaporkan tewas di tempat, sedangkan empat lainnya beberapa saat kemudian.

Bupati Buol, Amran Batalipu yang dihubungi Radar Sulteng (JPNN Grup) tadi malam, membenarkan peristiwa ituBahkan saat dihubungi, Amran mengaku sedang berada di RSU Buol guna memantau korban yang luka-luka terkena tembakan“Informasi yang saya dapat ada 20 orang yang luka-luka terkena tembakan, salah satu di antaranya meninggal,” kata Amran.

Amran pun meminta agar masyarakat kabupaten Buol tidak terprovokasi dengan peristiwa ituDia meminta agar masyarakat tenangSampai tadi malam, semua korban yang luka-luka langsung mendapat penanganan pihak RSU Buol“Semua biaya pengobatan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten,” kata Amran.

Informasi yang diperoleh koran ini, meskipun suasana sudah normalNamun sampai pukul 01.00 Wita dini hari, warga masih melakukan pengepungan terhadap Mapolsek BiauAkibat peristiwa penyerangan itu, beberapa fasilitas Mapolsek mengalami kerusakan

Kasmir Timumun tewas dalam sel tahanan Polsek BiauKasmir ditahan setelah menabrak salah seorang polisiAlmarhum ditemukan petugas sudah tak bernyawa pada Minggu (29/8) di ruang tahanan Mapolsek BiauVersi polisi, almarhum tewas karena gantung diri dengan kain sarung.

Kapolres Buol, AKBP Amin Litarso SH, yang ditemui Radar Sulteng, Selasa (31/8) di Mapolsek Biau, menjelaskan kronologis awal penangkapan KasmirMenurut Kapolres, pada hari Sabtu (28/8) atau malam Minggu, sekitar pukul 22.00 Wita ada balapan liar di Los Kelurahan Kumaligon Kecamatan Biau Kabupaten BuolKira-kira empat kilometer sebelah barat dari kota BuolSaat itu anggota Lantas datang ke TKP dengan kekuatan satu UKL, juga dalam rangkaian Operasi Citra Polantas.

Tiba di TKP kata Kapolres, salah seorang anggota segera menghentikan balapan liar tersebut, tetapi di saat menghentikan beberapa motor melarikan diri, termasuk  almarhumPada saat itulah almarhum justeru menabrak seorang anggota polisi lalulintas, bernama Briptu Ridwan yang akrab dipanggil RidoAkibatnya Rido mengalami luka-luka yaitu luka di bagian belakang kepala, dan patah kaki kanan“Saat ini Rido sudah dirujuk ke rumah sakit Bhayangkara di Palu,” jelas Kapolres.

Buntut dari kasus itu, polisi kemudian menahan almarhum di sel Polsek Biau.  Namun  baru sehari dalam sel, ungkap Kapolres, almarhum didapat oleh anggota sudah tewas gantung diri“Soal gantung diri itu kita tidak menduga-dugaKita panggil keluarga almarhum untuk menyaksikan kondisi terakhir almarhum, lalu kita turunkan jasad almarhum,” urainya.

Selanjutnya polisi melakukan olah TKP dan melakukan visumTetapi ketika hendak melakukan autopsi keluarga menolak, sehingga almarhum dibawa pulang ke rumah keluarganya di Bundo Kelurahan Kali Kecamatan Biau Kabupaten Buol, pada hari Minggu pukul 16.00 Wita“Kita sudah temui keluarga, dan akan minta pernyataan dari keluarga kalau tidak mau autopsiTetapi ada kelompok-kelompok massa yang melakukan provokasi dengan pernyataan bahwa kematian almarhum tidak wajar,” terang Kapolres lagi

Ada pihak-pihak tertentu kata Kapolres, yang membawa massa menuju Mapolsek Biau pada malam ituMereka minta untuk dilakukan visum ulang dan otopsiNamun karena fasilitas di RSUD Buol tidak memungkinkan sehingga proses autopsi baru bisa kita lakukan, Selasa (31/8) kemarin.
Menjawab pertanyaan wartawan koran ini, tentang dugaan penganiayaan, sebagaimana yang dituturkan keluarga almarhumKapolres dengan tegas mengatakan akan melakukan penyelidikan terhadap beberapa saksi yang mengetahui perkara itu“Kalau ada unsur penganiayaan yang dilakukan anggota polisi, kita akan selidikiTentu saja dengan kesaksian beberapa orang saksi,” tandas Kapolres.

Menghadapi kemungkinan adanya aksi massa yang akan melakukan aksi unjukrasa atau demonstrasi ke Mapolsek Biau dan Mapolres Buol,  Kapolres juga akan mengambil langkah-langkah antisipatif, dengan mengerahkan personil yang dimiliki Polres BuolTermasuk personil BKO dari Brimob Polda yang hingga kini masih terus bertugas di wilayah Kabupaten Buol, dan BKO Dalmas dari Polres Tolitoli“Kami pasti akan mengerahkan personil yang dimiliki untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan pasca kematian almarhum,” pungkasnya

Hasil Visum:  “Saluran Nafas Tercekik
Dokter yang melakukan autopsi terhadap tubuh almarhum Kasmir Timumun (19) tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, seperti yang tersebar di tengah masyarakat Buol saat iniDokter yang melakukan autopsi, dr I Made Wardana Sp.OP membuka hasil autopsinya Selasa (30/8) kemarin dengan gamblang. 

Usai melakukan autopsi terhadap almarhum Kasmir Timumun  kurang lebih dua jam, yang dimulai dari pukul 09.00 Wita hingga pukul 11.30 Wita, dr I Made Wardana SP.OP, ahli bedah pada RSUD Buol yang melakukan autopsi terhadap tubuh almarhum, menggelar jumpa pers dengan wartawan dan keluarga almarhum di aula RSUD Buol, Selasa (31/8)Guna menjelaskan secara detail hasil autopsi yang dilakukannya bersama tim medis lainnya.  
Walaupun penjelasan dokter Made baru bersifat sementara, dan penjelsannya pun masih secara umum, tetapi paling tidak kata dokter Made dapat mengungkap sedikit misteri dari kematian almarhum Kasmir Timumun“Penjelasan saya ini sifatnya secara umum, nanti ada hasil kesimpulannya secara tertulis yang akan saya  berikan kepada polisi dan pihak keluarga,” kata dr I Made Wardana, memulai konferensinya.

Ditanya kapan hasil kesimpulan autopsi diberikan kepada polisi dan keluarga almarhum, dokter Made hanya mengatakan hasilnya akan ditulis dan ditandatangani oleh pihak RSUD dalam waktu dekat ini“Kesimpulan hasil autopsi akan kami berikan dalam waktu dekat ini, setelah ada permintaan dari polisi dan keluarga almarhum,” tandas dokter Made

Dalam penjelasannya, dokter Made mengatakan hasil pemeriksaan dari autopsi itu dimulai dari tulang tengkorak, kemudian dada, dan kaki tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasanTetapi yang ada hanya keretakan atau tanda jejas di leher almarhum“Kami sudah periksa tulang tengkorak, dada, dan kaki semuanya normal, kecuali di tulang leher ada keretakan dan penyempitan pembuluh darah, dan tanda-tanda jejasGambaran jelas sumber kematian ini dari leher," paparnya.

Demikian pula dengan tanda lebam-lebam akibat benturan atau pukulan benda tumpul kepada anggota badan  almarhum tidak ditemukan dokter.  Termasuk sundutan rokok yang dijejal ke tubuh almarhum, dan kedua belah tangan almarhum“Tidak ada lebam-lebam  atau tanda kekerasan lainnya di tubuh almarhum,” tegas dr Made.

Dengan pemeriksaan itu, kata dokter made, ia mempertaruhkan reputasi dan profesinya sebagai seorang dokter professional, dan mempertaruhkan sumpah dokter yang diucapkannya saat dilantik sebagai dokter“Saya berikan keterangan sejujur-jujurnyaApa yang saya temukan itu yang saya ungkapkan sekarang,” tambahnya.(rez/mch/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dampak Abu Sinabung, Penerbangan Lokal Ditutup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler