KARO -- Kondisi tempat penampungan yang tidak sebanding dengan jumlah pengungsi letusan Gunung Api Sinabung, khususnya sarana kebersihan/ mandi cuci, kakus (MCK) di sejumlah lokasi penampunganDiharapkan pemerintah memberikan perhatian mengenai hal ini.
Antrian di depan WC, di setiap camp pengungsian terlihat jelas, khususnya di pagi hari
BACA JUGA: Jangan Kirim Bantuan Susu Formula
Jatah dua-tiga menit per orang di dalamnya dirasakan cukup lama oleh antrian di luarBACA JUGA: Dampak Abu Sinabung, Penerbangan Lokal Ditutup
Kita juga tidak bisa protes, karena satu dengan yang lainnya sama-sama mendesakBACA JUGA: Tipe Mitigasi Sinabung Diubah
Walau kelihatannya sepal tetapi ini, cukup serius,” ujar Sembiring mewakili pengungsi lainnya di Jambur Sempakata Kabanjahe, Selasa (31/8) pagi.Selain kebutuhan penambahan MCK, warga pengungsi juga mengharapkan pasokan air bersih yang sehat konsumsiPasalnya, air tambahan yang didatangkan dari tangki-tangki kenderaan mobil pemasok air termasuk Damkar, diyakini kuat agak kurang sterilisasinyaWarna air yang keruh mengarah kekuning-kuningan, dikhawatirkan akan membawa dampak lainnya.
“Kita khawatir beban yang ditanggung saat ini, akan bertambah dengan adanya penyakitResiko pertumbuhan penyakit kulit lah yang paling kita takutkanKami berharap ini saja yang utama dulu di prioritaskan. Bagimana teknis pelaksanaanya, terserah pemerintah. MCK darurat juga siap kami terima,” ucap warga lainnya.
Pantauan wartawan Sumut Pos (grup JPNN) di sejumlan camp pengungsian, jumlah MCK memang tidak sebanding dengan jumlah pengungsi yang hingga kemarin sore jumlahnya mencapai 23.969 jiwa. Mayoritas lokasi pengungsian memiliki 4 hingga 6 MCKJika digunakan serentak di pagi dan sore hari, dapat dipastikan tidak mencukupi kebutuhan.
Terkait air bersih, penelusuran wartawan Sumut Pos,yang dipasok berasal dari air yang layak konsumsi, Kendala dilapangan, kondisi kenderaan yang sudah tuaSemisal Damkar Pemkab Karo, yang di gunakan untuk memasok air ke berbagai camp pengungsianFaktor tangki yang sudah usang membuat perubahan warna air.
“Biasanya mobil ini, untuk memadamkan apiJadi air apa saja boleh di ambil ketika proses pemadamanUntuk proses pemadam masih layakTapi saat ini lain halnya, untuk kebutuhan wargaMaklum bang, usia kenderaan ini juga sudah tua jadi wajar saja kalau tangkinya sudah berkarat di dalamItulah yang menyebabkan perubahan warna airTetapi kalau kondisi darurat begini, bagaimana boleh buat . Mobil tua juga harus turun ke lapangan,” ucap supir Damkar yang ditemuai di lapangan(wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Sekitar Kampus Unhalu Resah
Redaktur : Tim Redaksi