jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Christina Aryani bereaksi keras atas kasus penyekapan terhadap 20 WNI di Myanmar.
Christina Aryani menyatakan sangat menyesalkan kejadian yang menimpa WNI terus berulang baik dilakukan oleh perusahaan/individu yang sengaja merekrut korban secara online untuk kemudian dipekerjakan sebagai scammer.
BACA JUGA: 42 WNI asal NTB Terdampak Perang Sudan Bakal Dipulangkan ke Lombok
"Kami mendapat laporan masih ada WNI yang disekap, termasuk 20 orang yang berada di kantong-kantong wilayah yang masih sering terjadi kontak senjata. Sampai saat ini Pemerintah Myanmar belum memberikan ixin kepada KBRI Yangon untuk masuk ke wilayah tersebut atas dasar risiko keamanan,” ujar Christina Aryani, Kamis (4/5).
Christina mendorong otoritas pemerintah RI dengan kemampuan diplomasi yang ada untuk terus mencari jalan terbaik utamanya memastikan kondisi WNI yang disekap dalam keadaan baik dan terjamin keselamatannya.
BACA JUGA: Pengungsi Myanmar yang Melarikan Diri Pada 1991 Kini Aktif Membantu Komunitas Australia
Upaya diplomasi melalui badan PBB setempat, terutama Kemenlu Myanmar dan kepolisian internasional bisa menjadi pintu diplomasi untuk melakukan penyelamatan.
“Kita punya pengalaman membebaskan WNI di wilayah-wilayah sulit sehingga kami optimis kasus di Myanmar bisa diatasi dengan baik,” ujar politikus Partai Golkar ini.
BACA JUGA: Christina Optimistis TNI dan Polri Mampu Membebaskan Pilot Susi Air
Christina menegaskan kepada pemerintah untuk fokus memastikan upaya penyelamatan dan pemulangan mereka ke Indonesia.
Dia juga meminta kepolisian untuk menindak tegas aktor-aktor di dalam negeri yang memberangkatkan WNI ke luar negeri sehingga akhirnya terjebak seperti sekarang.
“Polisi bisa melakukan penelusuran melalui keluarga-keluarga korban di tanah air untuk menemukan pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini,” ujar Christina.
Menurut Christina, pada saat kita sedang giat memberantas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), munculnya kasus penyekapan WNI di Myanmar menjadi peringatan serius bahwa upaya kita perlu lebih maksimal lagi. Sebab kejahatan terus terjadi dan korban terus berjatuhan.
“Kami mendorong Menko Polhukam Mahfud MD yang menjadi Komandan Gugus Tugas TPPO untuk segera mengambil langkah konkret memberantas kejahatan ini,” ujar Christina Aryani.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari