200 Balita Kurang Gizi

Selasa, 07 Mei 2013 – 08:57 WIB
PARUNGPANJANG-Janji Bupati Bogor untuk meningkatkan kesehatan di daerah, belum terealisasi dengan maksimal. Bahkan, masih banyak warga terutama anak yang tinggal di wilayah perbatasan seperti Kecamatan Parungpanjang dan Tenjo kondisinya masih memprihatinkan.

Bahkan, Relawan Peduli Bogor Barat mencatat ada lebih dari 200 balita kekurangan gizi yang tersebar di 20 desa kedua kecamatan tersebut. “Jika sudah kekurangan gizi akan berpotensi terhadap gizi buruk,” ungkap Ketua Relawan Peduli Bogor Barat, Dessy Suprihartini kepada Radar Bogor (Grup JPNN), Senin (6/5).

Wanita yang kerap disapa Uun itu mengatakan, pemerintah harus bertindak cepat untuk mengatasinya dan tidak menunggu hingga ada yang terkena gizi buruk.
Menurut dia, masalah gizi buruk dan masalah kesehatan maupun sosial lainnya di daerah perbatasan terjadi karena penyuluhan tentang gizi masih minim.

Ia menambahkan, banyaknya warga yang hidup dibawah garis kemiskinan menjadi salah satu penyebab. “Tak ada modal usaha, sehingga pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sulit,” katanya.

Tak hanya itu, kata dia, kurangnya fasilitas kesehatan dan jarak tempuh yang jauh ke rumah sakit rujukan membuat warga kesulitan mendapatkan pelayanan medis.
Lebih lanjut ia mengatakan, kurang transparannya pemerintahan kecamatan, desa, hingga kader menghambat pertolongan terhadap masyarakat. “Ya, selama ini masih dianggap tabu padahal jika cepat ditangani akan lebih baik,” katanya.

Ia berharap, Pemkab Bogor menambah fasilitas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sehingga pasien tak perlu dirujuk ke tempat lain di luar kota seperti Jakarta. “Alat-alat di rumah sakit harus ditambah, percuma bangunan bagus tapi alatnya minim,” ujarnya.

Hingga kemarin, Wirayuda (8) warga RT 03/03, Kampung Leuweung Gede, Desa Tenjo didiagnosa menderita marasmus kwarsiorkor (kekurangan kalori dan protein, red) sehingga masih mendapatkan perawatan medis di Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.

Sementara itu, Tiara (4) warga RT 01/04, Kampung Pabuaran, Desa Jagabita, didiagnosa menderuta tumor. Bahkan, mata sebelah kirinya sulit melihat karena pembengkakan. “Tiara harus dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo,” ucap Uun.

Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD, Sumarli mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk lebih memprioritaskan warga di daerah. “Seharusnya, dengan adanya penambahan anggaran untuk bidang kesehatan, tak ada lagi warga yang tak mendapatkan penanganan,” ujarnya.

Ia menilai, selama ini masih banyak tenaga kesehatan di daerah yang masih malas, sehingga tak mengetahui ada warga yang membutuhkan bantuan.

Seperti diketahui, Bupati Bogor Rachmat Yasin, dalam berbagai kegiatan selalu menegaskan, akan terus meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah. "Pemkab Bogor menerbitkan kartu Jampesehat. Anggaran sudah saya siapkan Rp100 miliar untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Bogor yang miskin maupun orang-orang yang hidup sederhana," jelasnya. (luc)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Ancam Gunakan Hukum Rimba

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler