Hidayat mendesak, instansi terkait dalam hal ini Dinas Pertamanan untuk bekerja serius menangani pohon rawan tumbang. Jangan menunggu datangnya korban jiwa lagi. “Dinas Pertamanan harus bekerja serius,” ujarnya.
Kepala Sudin Pertamanan Jakarta Selatan Heru Bambang Ernanto mengakui, saat ini pohon rawan tumbang di wilayahnya mencapai angka sekitar 2000-an. Namun, berupaya untuk melakukan penanganan. “Untuk antisipasi musim hujan yang cukup ekstrim, semua Kasie Pertamanan Kecamatan dan Seksi Jalur Hijau, serta Seksi Taman ditugaskan melaksanakan pemangkasan terutama di lokasi-lokasi rawan tumbang,” tutur Heru.
Menurut Heru, saat ini pihaknya telah menginventarisasi pohon-pohon yang ada di 10 kecamatan di Jakarta Selatan. Ada sekitar 2.000 pohon yang berpotensi patah atau tumbang saat hujan lebat disertai angin kencang. “Kami targetkan 2.000 pohon yang akan ditoping. Tapi, baru 676 pohon yang sudah dipangkas,” paparnya.
Selain menginventarisasi pohon rawan tumbang, pihaknya juga mempersilakan masyarakat melaporkan ke Seksi Pertamanan terdekat jika ada pohon besar rawan tumbang yang harus dipangkas. “Di setiap kecamatan ada seksi kami, laporkan saja nanti dibantu untuk memangkasnya,” ucap Heru.
Namun begitu, diakui oleh Heru, pihaknya saat ini masih kekurangan peralatan untuk melakukan pemangkasan atau penebangan pohon. Sebab, gergaji mesin yang menjadi alat utama dalam memotong, hanya tersedia 1 unit di setiap Kecamatan. “Harusnya minimal setiap kecamatan punya 2 unit gergaji mesin, bahkan lebih bagus 3. Yang satu untuk potong di atas, dan dua lagi merapikan batang-batang di bawah,” paparnya.
Bukan hanya itu, kurangnya SDM pemotong juga menjadi salah satu hambatan dalam pengerjaan pemangkasan pohon. Saat ini, setiap kecamatan hanya memiliki 3-4 orang pemotong pohon. “Itupun yang spesialis berani naik ke pohon tinggi hanya satu orang,” tandasnya. (wok/ibl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asap Rokok Masih Ngebul di Stasiun
Redaktur : Tim Redaksi