2012, Optimis Pertumbuhan Ekonomi Sulut 8,5 Persen

Rabu, 04 Januari 2012 – 17:15 WIB

JAKARTA - Sulawesi Utara (Sulut) merupakan salah satu provinsi yang pertumbuhan okonominya di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi secara nasional. Pada 2011, pertumbuhan ekonominya mencapai 7,7 persen.

Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Investasi Jackson Kumaat, menyatakan optimismenya, pertumbuhan ekonomi Sulut di 2012 meningkat lagi.

“Pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 8,5 persen. Ini kami optimis bisa tercapai dengan baik, ” ujar Jackson Kumaat dalam keterangan persnya, Rabu (4/1).

Optimisme Kumaat didasarkan pada pengalaman 2011. Meskipun krisis ekonomi melanda dunia, nyatanya pertumbuhan ekonomi Sulut tetap tinggi. Capaian 2011, lanjutnya, akan dijadikan modal untuk melaksanakan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah di 2012 dan tahun-tahun mendatang. 

Menurutnya, Sulut mampu meghadapi krisis, lantaran Gubernur Sulut Sinyo Sarundajang dan staf melakukan beberapa terobosan yang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mampu mengatasi krisis. "Yakni dengan memangun sektor pertanian, perikanan dan juga jasa dan perdagangan serta pariwisata,” kata Kumaat. 

Dikatakan lagi, masa depan ekonomi Sulut 2012 makin atraktif dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan data triwulan ketiga Badan Pusat Statistik (BPS) maupun Bank Indonesia Manado, pertumbuhan ekonomi tahun ini diproyeksikan mencapai 7,3 – 7,7 persen.  

"Tapi kita optimis pertumbuhan ekonomi Sulut ke depan naik menjadi 8,5 persen bahkan lebih. Ini refleksi nyata kinerja ekonomi Sulut di bawah kepemimpinan Gubernur Sinyo Sarundajang. Dengan indikator, capaian dan trend ekonomi saat ini, pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen bukanlah hal yang sulit," bebernya.

Berdasar penjelasan BPS, lanjut Kumaat, hasil terbesar pertumbuhan ekonomi saat ini lebih dominan dari sektor jasa perhotelan dan restoran, yakni mencapai 2 persen dari 21 persen total kontribusi sektoral.

Pada tahun-tahun sebelumnya, sektor pertanian menjadi motor penggerak perekonomian daerah, kini sektor pertanian menyumbang 0,52 persen.  "Kita berharap sektor agro akan tumbuh kembali dan mampu mengkontribusi pertumbuhan ekonomi secara maksimal.," imbuhnya.

Optimisme ini juga didasarkan pada Masterplan Percepatan, Perluasan, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang memasukkan Sulut  dalam koridor Sulawesi sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan nasional.  “Jadi kita memang harus kerja keras untuk membangun ekonomi kedepan," terangnya.

Ditambahkan juga, nilai investasi Sulut terus naik . Angka investasi hingga triwulan ketiga 2011 (versi BPS) mencapai 28,90 %, meningkat dari 25,69 % tahun 2010 lalu.  "Tak bisa dipungkiri peran Gubernur Sarundajang telah mampu menciptakan Sulut sebagai primadona investasi. Kepiawaian melakukan lobi dan membangun networking dengan investor besar baik dalam negeri maupun asing sudah dibuktikan," pujinya.

Dia menyebutkan, sejumlah  pengusaha papan atas nasional yakni James Riady, Peter Sondakh, Chaerul Tanjung telah mengikat diri untuk berinvestasi di Sulut berkat lobi Gubernur.

"Masih banyak lagi pengusaha besar nasional yang sedang melirik dan siap berinvestasi di Sulut," ucapnya.

Dikatakan sejumlah proyek PMA dan PMDN 2010 yang masuk ke Sulut antara lain yakni Industri Semen senilai Rp 1.1 triliun, industri pengolahan dan pengalengan Ikan senilai Rp 12.2 miliar, Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri minyak kasar (Minyak makan) dari nabati (3 Proyek) bernilai 58.8 miliar USD, penangkapan ikan dan industri pengolah ikan senilai 1.3 juta USD, Industri Kimia Dasar senilai 400 ribu USD, Jasa pelaksana konstruksi. 

Pembangkitan tenaga listrik, industri tangki senilai 1.9 juta USD, Pembangkit Listrik Tenaga Uap senilai 80.2 Juta USD, Pertambangan emas  (5 Proyek) senilai 182  juta USD, Jasa Akomodasi (Cottage) dan Wisata Tirta (2 Proyek) senilai 750 ribu USD, Pembangkit Tenaga Listrik senilai 11.2 Juta USD, Industri pembekuan ikan dan biota air lainya senilai 400  ribu USD. 

Sementara itu mega proyek infrastruktur Sulut yakni pembangunan jalan tol Manado-Bitung dengan nilai investasi Rp 2,2 Triliun dimana pembebasan lahan dilakukan Pemerintah Daerah, proyek peningkatan pelabuhan Hub Internasional Bitung (Perluasan Dermaga Untuk Menampung 5 Kapal) senilai Rp 250 milyar, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung senilai Rp 600 milyar, yangsedang dalam tahap persiapan. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Garuda Tunggu Juklak Peraturan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler