2012, Subsidi Busway Rp 253 Miliar

Rabu, 04 Januari 2012 – 00:28 WIB

BADAN Layanan Umum (BLU) Transjakarta percaya diri, tahun ini mampu meringankan subsidi dari APBD DKI. Pada 2012 ini, busway membutuhkan belanja dengan suntikan subsidi lebih dari Rp 253 miliar atau lebih kecil dari tahun 2011 yaitu Rp 333 miliar.

Tentu saja kondisi tersebut terwujud jika tidak ada kenaikan tarif bahan bakar gas (BBG). Dari data BLU, pada tahun ini busway diproyeksikan memiliki jumlah penumpang 125 juta lebih meningkat dari tahun lalu yaitu 114. Hal itu akan mendongkrak pendapatan tiket yaitu sekitar Rp 425 Miliar lebih atau lebih tinggi dari pendapatan tahun lalu, lebih dari Rp 379 Miliar.

Sedangkan busway memproyeksikan akan belanja lebih dari Rp 678 Miliar pada tahun ini. Jumlah belanja tahun ini diproyeksikan meningkat dibandingkan tahun 2011 yaitu Rp 34, 9 miliar.

Biaya naik busway per penumpang pada tahun ini diperkirakan Rp 5.402,05 meningkat dibandingkan 2011, yaitu Rp 5.531,93 per orang. Dengan asumsi pendapatan tiket yang meningkat, maka total kebutuhan belanja sebagian besar akan ditopang oleh pendapatan tiket atau sekitar 62 persen.

Sedangkan pada 2011, pendapatan tiket menopang kebutuhan belanja sebesar 59,76 persen. 
Dari jumlah tersebut, satu penumpang disubsidi Rp 2.019,21. Dibandingkan tahun 2011, jumlah subsidi perpenumpang Rp 2.901,84 atau menurun.

Kepala BLU Transjakarta, M. Akbar, dalam acara Refleksi Transjakarta Busway 2011dan  Rencana 2012 mengatakan, belanja busway sebagain besar untuk membayar operator bus. Seperti pada 2011, BLU membayar total Rp 484.325.211.000  untuk operator bus atau 76, 27 persen dari seluruh kebutuhan belanja.

Dikatakannya, system busway akan selalu membutuhkan subsidi. Sebab, biaya yang terpakai selalu lebih besar daripada pendapatan. Hanya saja, subsidi bisa dikurangi seiring meningkatkan pendapatan dari kenaikan jumlah penumpang. "Dengan subsidi, kualitas layanan bisa dipertahankan," ucapnya. 

Hanya saja, busway diresahkan dengan adanya isu kenaikan harga BBG pada akhir tahun yaitu dari Rp. 3.100 menjadi Rp. 4.100. Kenaikan itu tentu akan memberatkan biaya operasional busway. Namun bukan berarti tarif penumpang akan dinaikkan secara otomatis jika harga BBG naik. Sebab kenaikan tarif adalah otoritas dari pemerintah. 

"Tapi konsekwensinya,jika harga BBG naik berarti subsidi juga harus naik. Kecuali pemerintah menginginkan subsidi nol, maka otomatis tarif yang naik," paparnya.

Akbar, mengatakan, itulah seninya system di busway dibandingkan operator bus yang lain. Jika perusahaan bus lain, kenaikan BBM secara otomatis akan berdampak pada kenaikan tarif. (dni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Busway Koridor XI Beroperasi, Metromini Mulai Sepi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler