Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Sumsel, Robert Heri mengatakan, tahun depan pihaknya tidak akan mengeluarkan izin tambang baru khususnya untuk penambangan yang sifatnya terbuka seperti batubara. Oleh karena itu, investor yang tertarik menanamkan investasi diarahkan bekerjasama atau membeli izin kuasa pertambangan dari pemilik usaha tambang yang ada.
“Pada 2013 mendatang, kita tidak akan mengeluarkan lagi izin baru penambangan. Hal tersebut dikarenakan izin penambangan baru tidak diperbolehkan lagi oleh pemerintah pusat. Jadi yang diizinkan hanya peningkatan izin misalnya dari eksplorasi menjadi produksi,” ujarnya.
Saat ini, sambung Robert, sektor energi terutama batubara merupakan salah satu sektor yang memiliki daya tarik tinggi bagi para investor baik didalam maupun luar negeri. “Sebagai contoh, beberapa waktu lalu investor dari Amerika menyatakan keinginannya untuk berinvestasi di bidang energi terutama batubara,” bebernya.
Oleh karena itu, lanjutnya, khusus perusahaan yang kesulitan berinvestasi karena terkendala izin baru, Pemprov Sumsel siap memfasilitasi dan mempertemukan kedua belah pihak tersebut. “Jika ada investor baru yang siap berinvestasi, kita akan membuat dan fasilitasi agar mereka bisa bekerjasama dengan investor yang sudah memiliki izin,” ungkap Robert.
Sebelumnya, Kepala Badan Promosi, Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Provinsi Sumsel, Permana mengatakan, daya tarik investasi di Sumsel masih didominasi sector energi seperti batubara, panas bumi dan dan perkebunan.“Daya tarik investasi di Sumsel masih di sector energi dan perkebunan. Di sector energi didominasi batubara dan geothermal. Sedangkan di sector perkebunan didominasi sawit,” katanya.
Kepala Bappeda Provinsi Sumsel, Yohanes H Toruan menambahkan, potensi batubara di Sumsel memang masih sangat melimpah. Pasalnya, 45 persen atau sekitar 28 miliar ton cadangan batubara di Indonesia berada di Sumsel. “Produksi batubara saat ini masih snagat minim yakni sekitar 15 juta ton pertahunnya. Jadi cadangan batubara ini masih bisa berahan ratusan tahun lagi, jika tidak ada peningkatan produksi,” pungkasnya. (ati)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Potensi Konflik Tinggi Jelang Tahun Baru
Redaktur : Tim Redaksi