2013, Polisi Harus Waspadai Teroris Muda

Minggu, 30 Desember 2012 – 14:55 WIB
JAKARTA--Jelang tahun 2013, Indonesia Police Watch (IPW) mengingatkan kepolisian untuk mewaspadai sejumlah potensi kejahatan yang akan terjadi. Salah satunya adalah tindak pidana terorisme.

Ketua Presidium IPW, Neta S Pane memperkirakan akan ada tunas baru terorisme yang membalaskan dendam mereka pada kepolisian. Terutama, anak-anak teroris yang keluarga mereka tewas maupun ditangkap polisi.

"2013 ada ancaman terorisme tinggi karena adik-adik teroris dan anak-anaknya sudah dewasa. Dulu mungkin mereka berusia muda, tapi sekarang ada yang sudah 17 tahun dan 18 tahun. Mereka lebih radikal," ujar Neta dalam acara diskusi "Membedah Demokratisasi dan Pemberantasan Korupsi di Indonesia" di Jakarta Pusat, Minggu (30/12).

Dalam hal ini, polisi diminta waspada terhadap wilayah-wilayah yang menjadi markas kelompok radikal dan terorisme ini seperti di Solo dan Poso. Tahun 2013, dua wilayah ini, kata Neta, patut mendapat kontrol lebih dari kepolisian selain wilayah Jakarta dan Papua.

"Tokoh terorisme baru ini sedang uji nyali. Sempat ada empat kantor polisi yang mereka kirimi bom. Ini tantangan keamanan ke depan dari institusi Polri," sambung Neta.

Seperti diketahui, tunas baru terorisme kini makin menjamur. Meski telah ditinggalkan para pendahulu karena ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror, keluarga dan anak buah kelompok teroris tidak gentar. Beberapa di antara mereka tetap melanjutkan misi terorisme. Salah satu yang sudah dibekuk polisi di September lalu adalah Badri Hartono. Ia memang tidak muda, tapi ia adalah kader dari kelompok Noordin M. Top, gembong bom Bali 2002 silam.

Selain Badri, ada juga Joko Parkit, warga Laweyan, Solo yang juga pendukung Noordin. Joko pernah dihukum penjara 3,5 tahun karena menyembunyikan Noordin saat menjadi buronan Densus 88, seusai meledakkan bom bunuh diri di Kedutaan Australia. Badri dan Joko, membentuk kelompok baru, yang didalamnya terdapat Muhammad Thorik, pelaku perencanaan bom di sejumlah tempat di Jakarta. Badri juga mahir merakit bom dan ikut serta dalam latihan militer di Poso.

Neta mengingatkan agar polisi mewaspadai keluarga dan rekan, pelaku terorisme seperti ini, sebelum mereka melakukan pembalasan dendam. Apalagi, kepolisian termasuk salah satu target aksi teror kelompok-kelompok radikal tersebut.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Sasar Rekanan Proyek

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler