JAKARTA - Mimpi untuk melihat kenaikan produksi minyak nasional sepertinya harus ditunda. Sebab, tahun depan, pemerintah justru memproyeksi produksi minyak akan mencapai titik terendah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, produksi minyak akan memang terkendala penurunan produksi alamiah (natural decline). Penurunan tersebut harus dikompensasi dengan produksi dari lapangan minyak baru.
Sayangnya, tahun depan, lapangan-lapangan baru belum bisa berproduksi maksimal. "Karena itu, tahun 2013 nanti, produksi minyak Indonesia akan mencapai titik terendah," ujarnya, Senin (11/6).
Data Kementerian ESDM menunjukkan, dalam APBN-P 2012 target produksi minyak ditetapkan 930.000 barel per hari. Namun, realisasi hingga 28 Mei 2012 lalu baru mencapai 881.000 barel per hari. Hingga akhir tahun, produksi diperkirakan baru bisa mencapai 894.000 barel per hari. "Tahun depan, produksi diperkirakan turun menjadi 891 ribu barel per hari," kata Jero.
Menurut Jero, pemerintah terus berupaya keras untuk meningkatkan produksi minyak. Namun, penurunan alamiah 13 per tahun memang cukup berat untuk dilawan. Apalagi, sebagian besar lapangan minyak utama di Indonesia sudah berusia tua. "Dengan teknologi, penurunan alamiah baru bisa ditekan hingga 3 persen," ucapnya.
Meski demikian, Jero mengaku optimistis produksi minyak Indonesia akan merangkak naik mulai 2014. Hal itu seiring dengan mulai menanjaknya produksi dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang merupakan satu-satunya lapangan minyak baru dengan cadangan besar saat ini. "Pada Juni 2014, Blok Cepu ditargetkan bisa produksi 165 ribu barel per hari," ujarnya.
Dengan tambahan produksi Blok Cepu tersebut, lanjut Jero, produksi minyak pada 2014 nanti akan naik menjadi 936 ribu barel per hari. "Baru pada 2015, produksi minyak Indonesia "akan menembus 1 juta barel per hari," katanya. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Disarankan Perbesar Defisit Anggaran
Redaktur : Tim Redaksi