JAMBI- Pulau Jawa dan Sumatera bakal segera bersatu. Mulai 2014 mendatang, Jembatan Selat Sunda akan mulai dibangun. Pembangunan ini merupakan rentetan dari kilas balik sejarah yang ingin menyatukan Indonesia secara keseluruhan. Rentetan sejarah ini sudah dimulai sejak era presiden Soekarno.
“Kemudian dilanjutkan oleh presiden Soeharto yang lalu ditegaskan presiden Habibie. Barulah pada era SBY pada tahun 2004, hal ini dibicarakan secara serius dan disebutkan saat itu oleh SBY dalam visinya sebelum menjadi presiden. Sebelumnya, Jusuf Kalla juga sempat menggagas hal ini,” jelas Wisnu Chandra, mewakili konsorsium Graha Banten Lampung Sejahtera saat memaparkan rencana tersebut di acara jamuan makan malam di Rumah Dinas Walikota Jambi.
Dikatakannya, jembatan Selat Sunda diyakini bakal menjadi interkoneksi Indonesia secara fisik. Disebutkannya, pada Desember 2011 lalu, pemrakarsa Jembatan Selat Sunda mulai dilakukan.
“Kalau jembatan ini sudah terbangun, maka ini bisa menjadi awal interkoneksi Indonesia secara fisik,” tegas Wisnu.
Dalam animasi kawasan strategis Selat Sunda, dipaparkan kilas balik rencana pembangunan jembatan Selat Sunda. Disebutkannya, waktu tempuh antara Sumatera dan Jawa yang sebelumnya bisa memakan waktu 4 jam akan lebih efektif dengan jarak tempuh 30 menit.
“Bentangan (luas, red) dari jembatan itu adalah 2.200 meter. Rencananya pembangunan jembatan Selat Sunda ini akan menjadi proyek infrastruktur terbesar di Indonesia,” ungkapnya.
Studi kelayakan untuk rencana pembangunan jembatan Selat Sunda ini sudah dilakukan sejak 2009. Dalam 2 tahun, kajian studi kelayakan itu selesai dilaksanakan. Sehingga dilanjutkan dengan pemrakarsaan yang dilakukan pada Desember 2011.
“Pembangunan Jembatan Selat Sunda ini merupakan langkah awal meraih dan mencapai visi besar Indonesia,” ujarnya.
Dijelaskannya, kawasan rencana pembangunan jembatan itu, masih dalam MP3I. “Pembangunan ini akan menyatukan NKRI secara fisik. Selain menjadi pemacu, maka ini juga akan menjadi pemicu percepatan kemajuan dari Indonesia,” tegasnya.
Dijelaskannya, dalam pembangunan jembatan Selat Sunda itu, akan memakan jarak 31 km. Sementara jarak dari pantai ke dalam, menuju tiang pancang akan berjarak 5 km. Ketahanan dari jembatan sendiri, sambungnya, tidak akan goyang dalam 60 km/detik. Diperkirakan, pembangunan jembatan Selat Sunda ini akan menghabiskan dana sekitar US$ 10 miliar dengan bunga perhari sebesar Rp 6 miliar.
“Inti dari pembangunan ini adalah pengembangan wilayah. Kita bukan membicarakan pembangunan jembatannya. Manfaat dari pembangunan ini banyak sekali. Banyak perkembangan yang akan terjadi,” sebutnya.
Disamping meningkatkan konektivitas, sambungnya, pembangunan jembatan itu juga akan memberikan dampak terhadap perkembangan dari sektor ekonomi. “Selain itu juga akan mempererat ketahan Indonesia, serta mencetak lapangah kerja tentunya,” jelasnya.
Mengenai ancaman dari letusan gunung krakatau, sambungnya, sudah dikaji juga lebih lanjut oleh tim yang melakukan pengkajian. “Untuk aspek kegempaan, kita sudah memperkirakan. Jembatan ini akan kuat dan bisa bertahan dari gempa dengan kekuatan 9 Skala Richter lebih,” ungkapnya.
Mengenai ketingggian jembatan, Wisnu Chandra menjelaskan, jarak jembatan dari permukaan laut mencapai 81 meter. Jadi, sambungnya, jembatan itu tidak akan mengganggu transportasi internasional seperti kapal feri yang ingin melintas.
Disebutkannya, sudah banyak yang ingin membangun kemitraan dengan Indonesia. Diantaranya, Cina. “Cina adalah yang paling utama tertarik untuk membangun kemitraan dengan Indonesia. Selanjutnya, ada Jepang, Korea dan Amerika yang tak ingin ketinggalan,” sebutnya.
Dengan pembangunan itu, ditegaskannya, pada 2050 mendatang, Indonesia diyakini akan bisa masuk dalam 6 besar dalam dunia ekonomi internasional. “Namun itu tentunya perlu dibarengi dengan kerja keras bersama,” tandasnya mengakhiri ekspos tentang rencana pembangunan itu malam tadi. (wsn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Karyawan Hotel Menara Peninsula Mogok Kerja
Redaktur : Tim Redaksi