Direktur Utama Pelindo III Djarwo Suryanto mengatakan, hal tersebut merupakan rencana Pelindo III untuk dua tahun ke depan. "Kami ingin menjadikan terminal-terminal di Tanjung Perak lebih tertata. Istilahnya menjadi dedicated terminal," ungkapnya. Dalam rencana tersebut, Pelindo mengikutsertakan lima terminal. Antara lain, empat terminal konvensional dan bakal Terminal Teluk Lamong.
Djarwo merinci, setiap terminal hanya akan menerima dua sampai tiga jenis arus barang saja. Terminal Jamrud misalnya, hanya akan menerima arus barang curah kering dan general cargo internasional. Berbeda dengan kondisi sekarang dimana Jamrud juga masih melayani arus barang petikemas.
"Skemanya sudah kami atur. Kami sudah punya pertimbangan sendiri untuk memilih terminal mana yang menjadi gerbang setiap jenis. Misalnya, terminal berlian. Kami jadikan terminal petikemas internasional dan domestik karena sejak awal fasilitas mendukung. Atau, Terminal Mirah yang kami fokuskan untuk curah kering dan general cargo domestic karena kolamnya tak sedalam Jamrud," jelasnya.
Dia menambahkan, pembenahan skema area bongkar muat bakal mendongkrak produktifitas Tanjung Perak. Sebab, rencana investasi Pelindo untuk peralatan bongkar muar bisa terwujud dengan spesialisasi area. Dengan alat pas-pasan produktifitas bongkar muat curah kering hanya 2-3 ribu ton per hari. Sedangkan dengan peralatan yang memadai, produktifitas bisa mencapai 8 ribu ton per hari. "Tapi, untuk memasang alat berat juga harus merubah struktur area. Karena itulah kami konsentrasi dua jenis arus barang pada satu terminal," ujarnya.
Djarwo mengatakan, Pelindo juga sudah memulai upaya pembenahan itu. Ditandai dengan telah penambahan empat unit Harbour Mobile Crane (HMC) "Rencana total ada tujuh unit untuk memaksimalkan Jamrud sebagai dedicated terminal."Tapi, kami masih lakukan secara bertahap karena struktur di Jamrud masih harus dibenahi supaya kuat menahan beban HMC. Selain itu, gudang-gudang juga harus dirubuhkan untuk jadi lapangan penumpukan," terangnya.
Dia melanjutkan, Fasilitas yang memadai tak hanya meningkatkan produktifitas bongkar muat. Kapal yang bisa masuk ke Tanjung Perak juga bakal lebih besar. Dengan produktifitas yang tinggi, kapal internasional sekelas Panamax bisa secara rutin melakukan bongkar muat di Tanjung Perak. "Untuk mendukung rencana tersebut, kami juga melakukan pengerukan kolam agar bisa lebih memadai bagi kapal-kapal internasional yang selama ini susah masuk ke Tanjung Perak," jelasnya.
Pada simpul akhir, ungkap Djarwo, pengembangan skema area tersebut juga berdampak pada penurunan biaya logistik Indonesia. "Dengan produktifitas yang tinggi dan sistem yang lebih rapi, kami harap Tanjung Perak bisa menjadi salah satu Pelabuhan Internasional yang dipandang oleh dunia," katanya. (bil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Beras Mulai Naik
Redaktur : Tim Redaksi