2014 Target Industri Kreatif, Regulasi Menghambat Dibabat

Sabtu, 19 November 2011 – 11:17 WIB
JAKARTA – Indonesia menargetkan menjadi pusat industri kreatif di regional ASEAN pada 2014Karena itu, sumberdaya manusia yang mumpuni harus disiapkan dan didukung mengalirnya investasi terhadap industri tersebut

BACA JUGA: Tandingi Petronas, BUMN Bangun Tower 100 Lantai

Demikian yang diutarakan Edy Putra Irawady, Deputy Menko Perekonomian Bidang Indistri dan Perdagangan


Dia mengakui sejauh ini perkembangan industri kreatif di Indonesia masih banyak dihambat oleh aturan birokrasi yang rigid dan kaku

BACA JUGA: Bursa Dilanda Aksi Jual

Hambatan birokrasi ini membuat industri keratif sulit tumbuh dengan cepat


”Mulai tahun depan, Kemenko Ekonomi fokus membabat habis regulasi yang menghambat,” kata Edy.

Berdasarkan survei Bank Dunia, pada 2011 peringkat Doing Business Indonesia masih rendah

BACA JUGA: Daerah Latah, Promosi Susah

Dalam memulai usaha saja Indonesia berada diperingkat 155Sedangkan dalam mendapatkan akses kredit juga masih berada diperingkat 126 dunia

Di ASEAN, Peringkat doing business Indonesia masih lebih rendah dari Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan VietnamIndonesia hanya sedikit lebih baik dari Filipina, Kamboja dan Laos.  

Tapi Edy yakin dengan langkah-langkah strategis yang akan dijalankan,  target tersebut bisa tercapaiMengingat kenyataan yang ada saat ini mendukung Indonesia untuk mencapainya

Di antara negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, potensi Indonesia untuk berkembang di bidang industri kreatif jauh lebih besar

”Singapura jumlah penduduknya sedikit dan pasarnya terbatasSedangkan Singapura banyak sekali batasan aturan,” katanya.

Selain itu, jumlah pengusaha muda di Indonesia paling banyakNamun setiap kali terjadi krisis investasi selalu turun jumlahnya”Makanya, kami dorong pengusaha muda, beri mereka kavling-kavling, seperti di MP3EIPemerintah cukup berada di belakangSetelah para pengusaha muda ini kuat, investor pasti akan datang sendiri,” tutur Edy.

Yang perlu disayangkan, lanjut Edy, potensi industri kreatif tak banyak mendapat support dari investor lokalInvestor yang banyak tertarik dengan potensi industri kreatif justru datang dari luar negeri.

”Pelaku industri kreatif perlu mendapat dukunganMengingat untuk menjadi pengusaha, pelakunya yang rata-rata anak muda dan belum berpengalaman ini butuh pelatihan dan mentoringMenurut pengalaman, untuk sesi mentoring dan inkubasi bisnis saja butuh dana sebesar Rp 350 juta perorang,” kata Edy. (dri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perluas Pengguna E-Toll Card


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler