jpnn.com - JAKARTA - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan, Undang-Undang (UU) Nomor 21 tahun 2013 mengamanatkan lembaga yang dipimpinnya untuk membuat rencana induk keantariksaan dalam kuruan waktu 25 tahun ke depan.
"Selain amanah UU, itu (punya satelit) memang salah satu impian kita sejak lama, memiliki satelit komunikasi dan penginderaan jauh sendiri di luar satelit yang ada saat ini," ungkap Thomas, di Jakarta, kemarin (4/4).
BACA JUGA: Saksi: Sebelum KA Malabar Anjlok, Rel Sudah Longsor
Thomas menyatakan, sebenarnya Indonesia sudah bisa membuat satelit sendiri yaitu satelit mikro, contohnya satelit Lapan A1 yang telah beroperasi selama 7 tahun. Satelit itu dibuat oleh tangan-tangan putra Indonesia namun dirakit dan di bawah pengawasan ahli di Jerman.
”Dengan memiliki satelit sendiri, kita bisa menjadi negara yang mandiri dan punya daya saing, banyak aspek kalau tetap bergantung dengan bangsa luar, seolah-olah kita ditelanjangi,” bebernya.
BACA JUGA: Hanya Dua Koalisi Besar
Dikatakan, Satelit Lapan A1 seluruhnya 100 persen buatan Indonesia, termasuk semua alat-alatnya meski dirakit di Jerman.
”Orang-orang kita diarahkan membuat satelit, dilatih dan diarahkan membuat satelit dengan buaya Indonesia, pelatihnya juga dibayar,” terangnya.
BACA JUGA: Kampanye PPP, Jalan Proklamasi Raya Macet Total
Satelit Lapan A1, lanjut Thomas, merupakan satelit eksperimen pemantauan Bumi dengan keistimewaan menggunakan video yang bisa dikendalikan.
"Itu sudah diluncurkan dari Pusat Stasiun Luar Angkasa Sriharikota, India tahun 2007 lalu dan kini telah mengorbit di ketinggian 630 km dari permukaan Bumi," uajrnya.
Namun, karena masa ekonomis satelit Lapan A1 sudah habis, Lapan didukung Kemenristek akan meluncurkan dua satelit lagi tahun 2015.
Tak seperti Lapan A1 yang dirakit putra bangsa di Jerman di bawah pengawasan ahli dari negeri yang dipimpin kanselir Angela Merkel itu, dua satelit ini murni dibuat tangan putra bangsa plus dirakit di Indonesia sendiri.
"Satelit itu dinamakan Lapan A2 dan Lapan A3. Lapan A2, diberi muatan transmitter radio amatir, kerjasama Lapan dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia (Orari) dan dimaksudkan untuk membantu penanganan daerah bencana.
Sedangkan Lapan A3 adalah kerjasama Lapan dengan IPB, dimaksudkan untuk memantau potensi-potensi pertanian," katanya.
Kedua satelit yang masing-masing berbobot beratnya 54 kg itu akan diluncurkan di tempat yang sama dengan satelit sebelumnya (A1) yakni dari Pusat Stasiun Luar Angkasa Sriharikota, India. Kali ini, kedua satelit akan diorbitkan mendekati garis ekuator.
“Lapan A2, sama buatan Indonesia dengan Lapan A1 tapi beda orbit. Kalau Lapan A2 orbitnya mendekati ekuator, kalau Lapan A1 orbitnya mendekati orbit polar (kutub). Satelit Lapan A2 sudah siap, tinggal menunggu diluncurkan,” tandasnya. (ris)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mega Jual Gas Murah, SBY Disalahkan
Redaktur : Tim Redaksi