jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina pada tahun ini akan melakukan sejumlah pendekatan yang tidak biasa dalam pengoperasian aset-aset hulu.
Adapun fokus pendekatan pada 2019 juga diarahkan pada meminimalkan kehilangan produksi dengan menjaga integrity dari fasilitas produksi, meningkatkan efektivitas biaya operasi, serta pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
BACA JUGA: 2018, Produksi Migas Pertamina Meningkat 42 Persen
“Sebagai BUMN dan pengelola aset negara, kami akan terus memperkuat baseline produksi untuk memastikan kami akan memaksimalkan recovery factor di semua lapangan migas Pertamina dan dengan pendekatan yang ekonomis dan efektif," ujar Direktur Hulu PT Pertamina Dharmawan H Samsu.
Untuk mendukung upaya pembaruan cadangan melalui jalur eksplorasi baru, melalui komitmen pasti sebesar USD 216 juta dari KKP WK Jambi Merang, Pertamina melakukan beberapa joint-study di lima fokus area eksplorasi wilayah kerja baru (new venture).
BACA JUGA: Lakukan PHK, PT GUN Klaim Sudah Lakukan Kewajiban Hukum
“Kami menyambut baik diperolehnya akses eksplorasi new-venture di WK Maratua serta partisipasi pengembangan lapangan Merakes di WK East Sepinggan. Tim Eksplorasi kami terus bekerja untuk mendapatkan akses baru yang menjanjikan di Indonesia bagian Timur," jelas dia.
Aset Hulu di luar negeri mencatatkan kenaikan target produksi 112 MBOPD dan 300 MMSCFD pada tahun 2019 dengan kenaikan investasi menjadi USD 174 juta dari sebelumnya USD 110 juta.
BACA JUGA: Turunkan Harga BBM Nonsubsidi, Pertamina Harus Cermat
Program kerja utama adalah pengeboran 28 sumur pengembangan di 2019 dari 18 sumur di 2018. Kenaikan produksi tersebut diharapkan meningkatkan lifting minyak mentah untuk dibawa ke kilang Pertamina di Indonesia 8 juta barel dari tahun sebelumnya 6,5 juta barel.
Sedangkan untuk geotermal, pada 2019 Pertamina menargetkan produksi panas bumi sebesar 4.551 GWh.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina dan Autoglaze Buka Layanan Cuci Mobil Touchless
Redaktur & Reporter : Yessy