jpnn.com, JAKARTA - Pegiat deklarasi #GantiPresiden 2019 Neno Warisman dan Ahmad Dhani menyambangi DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/8). Keduanya menemui pimpinan DPR untuk mengadukan persekusi yang mereka alami.
Sebelumnya Neno dihalangi saat hendak menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Riau. Sedangkan Ahmad Dhani yang hendak menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya tak bisa keluar dari hotel tempatnya menginap yang dikepung massa.
BACA JUGA: Neno Warisman Pakai Fasilitas PAS, Begini Penjelasan Lion
Neno dan Dhani datang ke DPR bersama pelopor gerakan #2019GantiPresiden lainnya. Antara lain Eggi Sudjana, pencipta lagu #2019GantiPresiden Sang Alang dan pengacara Relawan Ganti Presiden (RGP) Mahendradata.
Dua wakil ketua DPR, yakni Fadli Zon dan Fahri Hamzah menerima rombongan aktivis #2019GantiPresiden. Ada pula Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais dan anggota Komisi III DPR Nasir Djamil dan M Syafii yang ikut bergabung.
BACA JUGA: Ancaman Bom Polda Riau Terkait Pengadangan Neno Warisman
Neno pada forum itu menceritakan kejadian yang dialaminya sejak mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Sabtu (25/8). Saat itu, mantan pesinetron itu sudah diadang puluhan massa dan aparat yang membuatnya harus tertahan selama 7 jam di dalam mobil di area Bandara SSK hingga akhirnya dipulangkan secara paksa ke Jakarta.
Menurut Neno, ada sekitar 30 orang mengadangnya. Massa pengadang itu memanjat gerbang bandara sampai membakar ban.
BACA JUGA: Bamsoet Tak Mau Polisi Disalahkan soal #2019GantiPresiden
Selanjutnya aparat silih berganti menghampirinya di dalam mobil dan memintanya kembali ke terminal bandara. Ada aparat yang meminta secara baik-baik, katanya, ada pula yang bernada mengancam.
“Ibu punya keluarga kan. Saya juga punya keluarga,” ujar Neno menirukan dialognya dengan aparat di Bandara SSK.
Neno sempat bertanya balik apakah aparat yang bertanya sengaja mengancamnya. “Ibu, ini keadaan tidak aman,” kata Neno bercerita. “Ada empat kali orang itu datang.”
Ketegangan berlangsung sampai menjelang Magrib. Para pengadang pun bubar.
Tak lama kemudian ada massa Laskar Melayu Bersatu untuk menjemput Neno. Mereka akan mengusahakan agar Neno dibolehkan keluar dari bandara.
Namun, setelah negosiasi berlangsung sampai pukul 19.00 WIB, tidak ada kepastian. Bahkan, Jabar Lukman yang mendampingi Neno di mobil juga sudah berusaha melakukan negosiasi.
Namun, kata Neno, ada kata-kata tak pantas dari dari oknum aparat saat negosiasi dengan suami dr Diana Tabrani itu. “Enggak tahan saya dengarnya,” ucap Neno.
Neno mengaku mendengar aparat yang menyebutnya akan diseret, dikuliti dan dibakar jika hingga ham sembilan malam masih bertahan di Bandara SSK. “Kok kotor sekali. Saya lihat aparat sudah duduk-duduk. Tidak ada apa-apa lagi," ungkap Neno mengisahkan.
Singkat cerita, pada pukul 21.00 WIB malam itu, mobil yang ditumpangi Neno dilempari batu. Neno sudah dalam kondisi tak bisa mundur.
Mau ke arah kanan ataupun kiri juga tak bisa lagi. Saat itulah dia mendengar bentakan yang meminta semua yang ada di mobil Neno keluar.
Namun, Neno tak mau keluar. “Jangan keluar, kata saya,” kata Neno berkisah.
“Saya tidak terlalu jelas melihat, ini batu masih bertaburan, sopir ditarik, masuk polwan-polwan," tutur Neno.
Hal itu terjadi ketika Neno dikeluarkan dari mobil yang ditumpanginya. Saat itu Neno dijanjikan akan diantar ke hotel.
Nyatanya, mantan calon legislator PKS itu kembali dibawa masuk ke bandara. Dalam video yang beredar, ada aparat bersenjata yang mengawal Neno, termasuk aksi Kepala BIN Daerah (Kabinda) Riau Rachman Hariyadi.
"Saya bilang, Pak Kabinda, kebenaran di dunia kita enggak tahu, tapi suatu hari nanti kita tahu siapa benar siapa salah. Kemudian saya pulang," tambahnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inikah Motif Para Pentolan #2019GantiPresiden Sebenarnya?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam