#2019GantiPresiden seperti Buah Simalakama bagi Petahana

Senin, 27 Agustus 2018 – 17:00 WIB
Para penjual atribut #2019GantiPresiden di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (6/5). Foto: Fathan Sinaga/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, gerakan #2019GantiPresiden merupakan gerakan yang bisa saja menggerus elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Karena jika dibiarkan, gerakan yang kelahirannya diinisiasi petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera itu bisa terus membesar.

BACA JUGA: Banser Terlibat Rusuh #2019GantiPresiden Terancam Dipecat

"Makanya, tidak heran jika muncul gerakan penolakan terhadap deklarasi #2019GantiPresiden, seperti di Surabaya, Pekanbaru, dan Bangka Belitung," ujar Ujang kepada JPNN, Senin (27/8).

Pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini juga menilai, kubu petahana terkesan mulai gerah dengan gerakan #2019GantiPresiden tersebut.

BACA JUGA: Miris Lihat Neno Warisman Dipersekusi di Bandara Pekanbaru

Hanya saja, Ujang belum berani menyimpulkan apakah gerakan penolakan deklarasi #2019GantiPresiden yang terjadi di beberapa daerah, murni gerakan masyarakat atau digerakkan oleh kubu petahana.

BACA JUGA: Gerindra: Pengadangan Neno Warisman Menggelikan!

BACA JUGA: #2019GantiPresiden: Digeruduk, Ini Respons Ahmad Dhani

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini hanya memprediksi, kubu petahana berada dalam dilema menghadapi aktivis-aktivis deklarasi #2019GantiPresiden.

"Jika dibiarkan akan membesar dan jika ditolak memperburuk citra petahana. Tapi memang sangat jelas terlihat, deklarasi #2019GantiPresiden akan menggerus popularitas dan elektabilitas Jokowi," pungkas Ujang.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... #2019GantiPresiden: Ahmad Dhani Digeruduk di Hotel


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler