jpnn.com, JAKARTA - Keberadaan embung di lahan pertanian dinilai penting untuk mengatasi krisis air di musim kemarau. Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) tahun ini sedang membangun sebanyak 400 unit embung/dam parit/long storage. Pembangunan ini akan dilakukan di 30 provinsi dan lebih dari 226 Kabupaten/Kota.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, sektor pertanian merupakan sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Dimana kekeringan dan kebanjiran selalu menjadi ancaman sektor pertanian.
BACA JUGA: Kementan Kukuhkan 67 Duta Petani Milenial dan Petani Andalan
“Hal itu mempengaruhi produktivitas. Apabila perubahan iklim tidak disikapi dengan bijak, maka akan berdampak terhadap kondisi ketahanan pangan nasional,” kata Mentan SYL.
SYL menyebutkan, kegiatan menampung dan menahan aliran air dalam bentuk pengembangan embung , dam parit atau long strorage sebaiknya dilakukan pada lokasi yang relatif dekat dengan kawasan pertanian sebagai upaya konservasi air, dengan demikian biaya akan murah dan pamanfaatannya lebih gampang. Embung atau dam parit dapat mengatur ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air di tingkat usaha tani.
BACA JUGA: Kementan Canangkan Pembangunan Embung 400 Unit
“Manfaat keberadaan embung/dam parit sangat banyak. Kita bisa menabung air, memanen air untuk digunakan bersama dalam usaha tani, bahkan ternak. Ada air berarti ada kehidupan,” ujarnya.
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, pembangunan embung , dam parit atau long storage ini selain masuk dalam program reguler juga masuk dalam Program Padat Karya Ditjen PSP.
BACA JUGA: Pembangunan Embung Masih Diperlukan untuk Pertanian
Tahun 2020, dicanangkan pembangunan 400 unit Embung/Dam parit/Long storage. Khusus Jawa Barat, pelaksanaan sebanyak 37 unit yang dapat mendukung kegiatan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
Sarwo Edhy menambahkan bahwa pelaksanaan kegiatan ini diberikan dalam bentuk bantuan pemerintah dan pelaksanaan konstruksinya dilakukan secara swakelola oleh poktan/P3A dengan pola Padat Karya yang melibatkan semaksimal mungkin anggota kelompok sebagai tenaga kerja.
“Pembangunan embung atau dam parit ini sangat penting sebagai bentuk adaptasi kita terhadap perubahan iklim. Jika nanti terdapat kekeringan maka kita sudah memiliki cadangan air. Dengan dikerjakan secara bersama antar anggota kelompok tani, ditambah dengan swadaya petani pasti hasilnya akan baik,” ujar Sarwo Edhy
Semangat petani yang paham manfaat pengembangan Embung/Dam parit/Long storage ditunjukkan dengan kegiatan pembangunan dam parit Tahun 2020 ini dan telah selesai dilaksanakan di Desa Nagrog, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Proyek yang dikerjakan Kelompok Tani Jembar Mukti ini memiliki dimensi bendung (dam parit) : lebar 4.4m x tinggi 1.5 m, panjang sayap 17 meter, saluran pembuangan 33 meter tinggi sayap 2.5 meter dengan luas layanan 50 Ha. “Dari pembangunan dam parit ini, peningkatan IP yang diharapkan semula 200 menjadi 300,” katanya.
Sarwo Edhy menambahkan, agar setelah dibangun, maka pemeliharaan bangunan air tersebut harus terus dilakukan agar fungsinya terus terjaga.
“Biar saat musim kemarau debit air tidak kecil dan musim hujan air tidak meluap, sebaiknya perawatan, pemeliharaan dan konservasi harus dilakukan,” pungkasnya.(ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi