jpnn.com, JAKARTA - Hampir sepanjang 2020, Indonesia berkutat dalam penanggulangan pandemi Covid-19 dan berbagai dampak yang disebabkannya terutama ekonomi dan perlindungan sosial.
Semua sumber daya sudah dikerahkan agar pandemi ini bisa segera dikendalikan dan berbagai strategi telah diimplementasikan agar berbagai bidang kehidupan bisa terus berjalan.
BACA JUGA: FPI Dibubarkan, Petrus: Ini Bukti Presiden Jokowi Mendengar Aspirasi Rakyat
Walau berbagai upaya telah dilakukan, tetapi menjelang akhir 2020 atau 9 bulan sejak virus ini masuk ke Indonesia masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan agar pandemi ini benar-benar dapat dikendalikan.
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, kombinasi yang belum maksimal dari penerapan 3T (testing, tracing, treatment) dan 3M (memakai masker yang benar, mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, dan menjaga jarak serta hindari kerumunan) menjadi salah satu penyebab masih tingginya tingkat penularan secara nasional hingga saat ini.
BACA JUGA: 31 Perwira Tinggi TNI AU Termasuk Wakil Komandan Paspampres Terkena Mutasi, Nih Daftar Namanya
Tingkat penularan yang masih tinggi menyebabkan terus terjadinya penambahan kasus positif yang tentunya makin memperberat usaha dan upaya mengendalikan dampak dari pandemi terutama dari sisi kesehatan dan ekonomi.
Oleh karena itu, di awal 2021, para pengambil kebijakan di negeri ini diharapkan sudah mempunyai terobosan besar untuk segera mengendalikan pandemi ini.
BACA JUGA: Pemerintah Pastikan Setiap Tahapan soal Vaksin Diuji Secara Ketat
“Awal 2021 menjadi titik krusial atau penentu dalam upaya besar kita mengendalikan pandemi ini. Harus segera ada visi besar dan terobosan yang tegas agar 2021 benar-benar menjadi tahun pengendalian pandemi. Jika tidak ada terobosan maka kita akan terus berkutat dalam pandemi ini. Usaha dan upaya juga harus berkali-kali lipat mengingat di akhir Desember ini tingkat penularan masih tinggi dan jumlah kasus terus bertambah. Sementara di sisi lain, 3T dan 3M ini masih belum maksimal,” ujar Fahira Idris melalui keterangan tertulisnya, Kamis (31/12).
Menurut Fahira, kehadiran vaksin dan proses vaksinasi tidak dapat dijadikan tumpuan sepenuhnya dalam pengendalian Covid-19 pada 2021. Apalagi hingga akhir Desember ini, vaksin yang sudah didatangkan ke Indonesia masih harus dikaji dan diteliti ulang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan MUI (untuk mendapat sertifikasi halal) sehingga proses vaksinasi masih belum bisa dilakukan.
Menurut Fahira, vaksin hanya salah satu cara menanggulangi pandemi yang dalam implementasinya butuh waktu karena harus dilakukan secara bertahap apalagi negara seperti Indonesia yang wilayahnya luas dan penduduknya banyak.
“Upaya dan kombinasi maksimal 3M dan 3T menjadi strategi utama agar laju angka penularan bisa semakin turun. Jika positivity rate tidak lagi tinggi, maka jika nanti vaksin sudah mendapat izin dan BPOM dan sertifikasi halal dari MUI, proses vaksinasi akan lebih efektif dan mampu meningkatkan kekebalan komunitas. Selama pandemi ini belum bisa dikendalikan selama itu juga dampaknya terutama ekonomi juga akan sulit dikendalikan,” pungkas Fahira.(fri/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Friederich