215 Siswa Ujian di Sekolah Ambruk

Senin, 23 April 2012 – 09:15 WIB

BOGOR–Ratusan siswa SMPN 2 Parungpanjang waswas mengikuti ujian nasional (UN) hari ini. Pasalnya, atap salah satu ruangan di sekolah itu ambruk pada Jumat (20/4) pukul 22:30. Sementara, dua ruang kelas (lokal) yang dijadikan tempat UN dalam kondisi retak dan rawan ambruk. Dua ruang kelas itu bersebelahan dengan ruangan yang ambruk. Peserta UN yang berjumlah 215 siswa di sekolah itu khawatir ruangan kelas ambruk saat ujian sedang berlangsung.

Petugas piket sekolah, Ending Mawardi (50) menceritakan, atap ruang yang ambruk itu merupakan laboratorium multimedia. Ruang tersebut berderet dengan lab IPA, ruang OSIS dan musala.

Bangunan yang sudah dikosongkan sejak 2006 karena kondisinya rusak berat itu  terus-terusan diguyur hujan selama beberapa terakhir.  “Sore harinya turun hujan, malamnya atap bangunan ambruk,” ujarnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN).

Material atap yang terdiri atas genting tanah liat dan rangka kayu, jatuh berserakan di lantai ruang kelas dan sebagian lagi di sekitar teras. Ambruknya atap juga mendorong dinding depan sehingga retak dan miring. “Dindingnya terdorong dan sudah hampir roboh, saya justru khawatir akan menimpa bangunan kelas yang masih digunakan siswa untuk belajar,” katanya.

Selain satu unit bangunan tersebut, pihak sekolah juga telah mengosongkan aula, ruang koperasi dan kantor SMP terbuka. Dua unit bangunan tersebut sudah lebih dari lima tahun tak lagi difungsikan, karena rangka atap keropos dan plafonnya sudah berserakan di lantai.

Ambruknya bangunan tersebut dikhawatirkan sejumlah guru dan siswa. Apalagi, bangunan itu berdekatan dengan ruang kelas yang hari ini digunakan sebagai tempat UN, yakni ruang 17, 18 dan ruang 19. Ruang tersebut akan ditempati 60 dari total 215 peserta UN di sekolah tersebut.

Kepala SMPN 2 Parungpanjang, Deru Hajar Setia Budi mengatakan, untuk mengantisipasi keselamatan siswa, pihaknya telah memasang garis keliling di areal yang dianggap  rawan tertimpa reruntuhan bangunan ambruk. “Kami mengimbau siswa secara lisan maupun tertulis agar mereka tidak mendekati areal rawan itu,” ujarnya.

Kepala sekolah yang baru enam bulan menjabat tersebut mengungkapkan, bangunan yang ambruk itu belum pernah direhab sejak didirikan pada 1996.  Ruang itu, kata dia, telah dikosongkan sejak 2006 karena kondisinya sudah rusak. Sejak itu, sekolah tidak memiliki lab multimedia, lab IPA, aula, ruang OSIS, kantor SMP terbuka, ruang koperasi, dan lebih parah lagi, tidak ada musala.

Praktik komputer dan IPA pun terpaksa dipindah ke lab bahasa dan ruang kelas. Sementara, jadwal salat berjamaah yang sebelumnya digelar rutin, sulit dilaksanakan karena keterbatasan ruangan.

Deru mengatakan, sekolah sebenarnya telah berkali-kali mengajukan usulan rehab bangunan rusak. Bahkan, karena belum juga ada respons, sekolah sempat merencanakan akan mengganti atap plafon agar bangunan bisa difungsikan kembali. “Tetapi, setelah dilihat, kuda-kuda atapnya sudah keropos, jadi perlu rehab berat,” katanya.

Untuk itu, ia berharap, Pemkab Bogor segera merehab bangunan tersebut sebelum ada korban jatuh. Apalagi, jumlah siswa yang menimba ilmu di sekolah itu cukup banyak, 515 orang. “Ruang-ruang ini juga kita butuhkan untuk memaksimalkan proses pendidikan,” pungkasnya.

Dikonfirmasi, Humas Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, Roni Kusmaya mengatakan, hingga kini pihaknya belum menerima laporan dari kepala sekolah terkait ambruknya ruangan di sekolah itu.

Ia berharap pihak sekolah segera melayangkan surat kepada Disdik Kabupaten Bogor.  “Hingga kini kami belum menerima laporan dari sekolah itu. Kami minta secepatnya dilaporkan,” tuturnya.

Mengenai kondisi bangunan yang dikhawatirkan para siswa yang hendak mengikuti UN hari ini, Roni meminta agar pihak sekolah tidak menggunakan lokal bangunan yang dinilai berisiko. “Kalau memang kondisinya sudah mengkhawatirkan, ya jangan dipaksanakan. Nanti malah ada korban. Kita akan tinjau secepatnya untuk melihat kondisi lokasi,” pungkasnya. (ful/yus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... M Nuh: Peserta UN Tawuran Tidak Lulus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler