jpnn.com, NATUNA - Warga Negara Indonesia yang dipulangkan dari Provinsi Hubei Tiongkok dan sedang diobeservasi di Natuna harus melakukan pemeriksaan kesehatan sebanyak dua kali sehari.
Hal tersebut sebagai bagian dari proses karantina kesehatan sesuai standar kesehatan dunia.
BACA JUGA: Soal Penolakan WNI di Natuna, Jokowi: Mereka Saudara Kita, Sehat Kok
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono di Kementerian Kesehatan Jakarta, Senin (3/2) mengatakan, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Minggu (2/2) malam dan Senin (3/2) pagi tadi menyatakan seluruh WNI sehat.
"Sampai malam tadi pukul 23.00 dilaporkan semua dalam keadaan baik. Hari ini sedang dilakukan proses pengukuran suhu setelah mereka melakukan olahraga dan sarapan," kata Anung.
BACA JUGA: Menkes Terawan Soal Tujuh WNI yang Gagal Dievakuasi dari China ke Natuna
Sebanyak 238 WNI yang dilakukan evakuasi dari Hubei ditempatkan di hanggar yang sudah disiapkan dengan modifikasi tertentu ditempatkan di sepuluh tenda, tujuh kamar secara terpisah, laki-laki dan perempuan dipisahkan.
Selain itu sebanyak 27 anggota tim penjemput lainnya di luar tenaga kesehatan yaitu lima anggota tim advance dari Kemlu RI dan 15 kru Batik Air ditempatkan terpisah tidak di dalam satu kompleks hanggar, tetapi tetap di dalam ring satu wilayah karantina yang aksesnya dibatasi dari lingkungan luar.
BACA JUGA: Hidayat Mengaku Melihat Jenazah Gus Sholah Tersenyum
Pemerintah juga memberikan perhatian dan pemantauan kepada 238 WNI yang berhasil dipulangkan ke Indonesia karena diketahui melakukan kontak dengan tiga orang WNI yang gagal pulang dikarenakan tidak lolos penyaringan kesehatan di Tiongkok.
"Pemerintah sudah melakukan pendataan terhadap tiga orang saudara kita yang tidak bisa ikut pulang. Karena dua batuk pilek, satu demam. Waktu berangkat kan masih bersamaan dengan rekan-rekan yang jumlahnya 238 itu, kami lebih waspada," kata Anung.
Pemerintah juga sudah menyiapkan agenda kegiatan harian untuk WNI di Natuna mulai dari olahraga, beberapa kegiatan kesenian, dan juga dukungan pelayanan lain selama 14 hari masa observasi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek