"Selama tahun 2011, jumlah penderita DBD sekitar 100 orang. Sedangkan di awal tahun 2012 selama dua bulan sudah tercatat 24 kasus," ujarnya.
Menurut dia, banyaknya kasus DBD dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan di dalam rumah maupun lingkungan sekitar rumah.
"Setelah kita lakukan survey jentik pada sejumlah wilayah yang terdapat penderita, justru jentik nyamuk banyak ditemukan di dalam rumah seperti pada akuarium dan penampung air di bawah lemari es," kata Permadi.
Dia menjelaskan, dari ke-24 penderita tersebut masih didominasi oleh warga di sekitar kecamatan kota.
Menurutnya, cara yang paling efektif untuk mencegah dan memberantas penyebaran penyakit DBD adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yaitu melalui gerakan 3M (menguras, menutup dan mengubur) barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Dia mengakui, selama ini masih banyak warga yang berpandangan bahwa pencegahan penyebaran DBD bisa dilakukan hanya dengan fogging.
Padahal fogging hanya untuk memberantas nyamuk dewasa, sedangkan jentik dan telurnya masih tetap ada. "Hanya dengan PSN, rantai perkembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah bisa diputus. Kalau dengan fogging atau pengasapan hanya akan membunuh nyamuk dewasa saja," jelasnya.(ctr/din/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kena Razia, Supir Angkutan Positif Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi