25 Warga Bogor Barat Diserang Chikungunya

Selasa, 31 Juli 2012 – 01:01 WIB

BOGOR - Sebanyak, 25 warga Curug Cideres RW 6, Kelurahan Curug Induk, Kecamatan Bogor Barat, sejak tiga hari lalu diduga terserang penyakit Chikungunya. Mayoritas korban terdiri dari orang dewasa. Ironisnya, hingga saat ini belum ada perhatian dari Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mengatasi masalah tersebut.

Salah satu korban, Nenih (55), mengaku sejak tiga hari yang lalu mengalami demam mendadak, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai kumpulan bintik-bintik kemerahan pada kulit. "Seluruh badan saya terdapat bintik-bintik merah,  kata orang puskesmas sih cuma penyakit biasa, tapi kata warga lain ini Chikungunya," imbuhnya.

Ia mengaku hanya diberikan obat pereda nyeri setelah berobat di Puskemas Semplak. Terpisah, Lurah Curug Induk,Yayat Supriatna, berharap kasus Chikungunya di wilayahnya ini dapat segera ditanggapi dinkes. "Pemkot seharusnya turun tangan untuk membasmi penyakit ini," tegasnya.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Lingkungan (P3L) Dinkes Eddy Dharma, mengaku belum mendapat laporan terkait Chikungunya di Kelurahan Curug Induk. Namun, jika melihat ciri-ciri yang disampaikan, kemungkinan besar terserang Chikungunya. "Antisipasinya saat ini korban harus banyak istirahat, segera pihak kita akan lakukan tinjauan ke lokasi," tuturnya.

Menurut Eddy, Chikungunya memang menjadi salah satu masalah prioritas disamping demam berdarah terutama pada kondisi cuaca seperti saat ini. "Chikungunya merupakan penyakit disertai dengan kondisi tubuh yang lemah, gejalanya nyeri otot,  sakit kepala, menggigil, kemerahan pada konjunktiva (selaput lendir mata), pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, mual, muntah dan kadang-kadang disertai dengan gatal," jelasnya.

Menurut Eddy, penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang juga nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue (DBD). Masa tunas antara 1-12 hari, pada umumnya 2-4 hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari.

Virus ini termasuk Self Limiting Disease alias hilang dengan sendirinya. Namun rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.

"Tidak ada vaksin atau obat khusus untuk penyakit ini. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang nyeri serta istirahat dan asupan makan dan minum bergizi yang cukup. Untuk anak berikan obat penurun panas dan kompres untuk antisipasi demam tinggi yang mengakibatkan kejang demam," jelasnya.

Virus ini termasuk self limiting disease, alias hilang dengan sendirinya. Jadi,lanjut Eddy usahakan jangan panik jika anggota keluarga mengalami penyakit ini karena tidak sampai menimbulkan kematian. Tapi rasa nyeri masih akan tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Dan harus waspada pada anak yang punya riwayat kejang demam.

"Perbanyak air putih, asupan karbohidrat dan protein, makan buah -buahan segar terutama setelah melewati lima hari demam untuk memulihkan kondisi seperti semula," tandasnya.(ram/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Blokir Tol Jatibening, Warga Bakar Mobil Jasa Marga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler