jpnn.com, PRANCIS - Sekitar 2.500 penduduk Prancis mengikuti pesta ilegal yang digelar di sebuah gudang, di Lieuron, di Brittany. Pesta yang berlangsung sejak Kamis itu diduga terus berlangsung hingga Jumat, ketika polisi setempat membubarkannya.
Pada Jumat petang, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Garmin membuat pertemuan darurat untuk membahas hal tersebut.
Dia mengatakan seluruh jalan keluar telah diblokir, dan sedikitnya 200 orang telah menerima teguran verbal dari kepolisian.
Sementara, polisi sempat terlibat bentrok dengan warga ketika membubarkan pesta yang diikuti warga negara Spanyol dan juga Inggris itu.
BACA JUGA: Awal Tahun, Jumlah Covid-19 di Amerika Melampaui 20 Juta Kasus
Mereka melempari polisi dengan berbagai benda dan berupaya membakar mobil polisi. Sedikitnya tiga petugas kepolisian terluka akibat peristiwa itu.
Salah satu peserta pesta yang mengaku bernama Jo, pada AFP mengatakan jika sangat sedikit peserta pesta menerapkan jagak jarak.
BACA JUGA: Tak Semua Kota di Australia Gelar Pesta Kembang Api Menyambut Tahun Baru
Sejumlah peserta bahkan tidur di mobil mereka, sebelum kembali menari di dalam pesta yang rencananya digelar hingga Selasa itu.
Salah satu peserta lain kepada Le Monde mengaku jika pesta itu disiapkan dengan baik, serta dilengkapi dengan rak makanan di dalamnya.
Diketahui Prancis menerapkan aturan ketat menjelang Tahun Baru, termasuk menerapkan jam malam sejak pukul 20:00 hingga pukul 06:00. Lebih dari 100 ribu petugas kepolisian ditugaskan untuk menyisir jalan dan membubarkan kerumunan.
Petugas juga diminta segera membubarkan pesta yang berlangsung tersembunyi, secepat mungkin setelah terdapat informasi masuk, mendenda peserta, dan mencatat penyelenggaranya. Kini sedikitnya sebanyak 2,6 juta kasus dilaporkan di Prancis dan 64 ribu orang meninggal. (bbc/afp/ngopibareng/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Natalia