jpnn.com, SEMARANG - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri memberikan sertifikat kompetensi kepada 2.513 lulusan Balai Besar Pengembangan Pelatihan Kerja (BBPLK) Semarang.
Tak hanya itu, 200 sertifikat pelatihan soft skill diberikan juga kepada pemuda difabel dan rentan yang merupakan hasil kerja sama BBPLK Semarang, BLK Surakarta dan Sinergi Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID).
BACA JUGA: Jepang Buka Kesempatan Pekerja Asing di Berbagai Perusahaan
"Sertifikat kompetensi di bidang pelatihan vokasi ini merupakan wujud pengakuan bahwa lulusan BLK sudah kompeten di bidang yang mereka pelajari. Ini akan menjadi bekal memasuki dunia kerja," kata Menaker Hanif saat memberikan arahan pada acara Sinergi Youth Career Fest di BBPLK Semarang pada Selasa (13/11).
Hanif mengatakan, penyerahan sertifikat kompetensi dan sertifikat soft skill ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong dunia industri supaya dapat mengoptimalkan penyerapan lulusan pelatihan vokasi yang telah terbukti kompeten dan siap bekerja.
BACA JUGA: BLK Lembang Ciptakan Aplikasi Smart Farming Bagi Petani
"Pelatihan vokasi atau pelatihan kerja di BLK sangat penting, karena pelatihan ini didasarkan demand driven, kebutuhan pasar kerja dan dunia industri," kata Hanif.
Keberadaan pelatihan vokasi, kata Hanif menjadi terobosan di tengah sistem pendidikan formal kita yang membutuhkan waktu panjang. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat partisipasi angkatan kerja naik menjadi 67,26 persen (Agustus 2018) atau mengalami peningkatan jika dibandingkan Agustus 2017 yaitu 66,67 persen.
BACA JUGA: Menaker: Angka Pengangguran Turun Sesuai Harapan
Hal ini diiringi dengan turunnya tingkat pengangguran menjadi 5,34 persen (Agustus 2018) dan kenaikan jumlah angkatan kerja yang bekerja menjadi 124,01 juta orang (Agustus 2018).
"Untuk dapat bersaing dalam dunia kerja maka penguatan percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui penguatan akses dan mutu pelatihan kerja adalah penting dan mendesak untuk dilakukan," ucap Hanif.
Keterlibatan dunia usaha menjadi sangat penting karena pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri. "Harus ada keterlibatan swasta dalam pelatihan vokasi ini, misalnya dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihannya, pengembangan kurikulum dan materi pelatihan, sehingga lembaga pelatihan dalam menyelenggarakan program pelatihan sesuai dengan kebutuhan," tutur Hanif.
Sementara itu Direktur USAID, Thomas Crehan, mengungkapkan bahwa pihaknya bangga dapat ikut serta dalam upaya pembangunan ketenagakerjaan yang inklusif di wilayah Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya.
"Kami senang dapat memberikan akses pelatihan berkualitas kepada kaum muda yang kurang mampu secara ekonomi dan rentan," kata Crehan.
Pada kesempatan ini, akan dilakukan pula penandatanganan MoU antara Ditjen Binalattas, Kemnaker RI dengan The Welding Institute of United Kingdom yang fokus pada kerjasama pelatihan dan sertifikasi las kelas dunia.
Selain itu, untuk memeriahkan kegiatan ini, BBPLK Semarang bekerja sama dengan Sinergi USAID menyelenggarakan kegiatan pendukung yaitu Youth Career Fest yang meliputi Job Fair, Dialog Interaktif, Kelas Edukasi, Pameran, Stand Up Comedy dan lainya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Komitmen Memperkuat Dialog Sosial di Forum ILO
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh