jpnn.com, JAKARTA - Tanggal 26 Mei memiliki makna sejarah bagi Georgia, di mana terdapat deklarasi kemerdekaan pada tahun 1918 dan berdirinya Republik Demokratik Pertama.
Tanggal tersebut melambangkan momen penting dalam sejarah panjang Georgia, menegaskan kenegaraan modernnya setelah perjuangan kemerdekaan selama berabad-abad.
BACA JUGA: Georgia, Ukraina, dan Polandia Tembus Piala Eropa 2024
Masa kemerdekaan yang singkat diikuti dengan era yang penuh tantangan, ditandai dengan aneksasi oleh Tentara Merah Soviet pada tahun 1921.
Singkatnya, masa kemerdekaan Georgia dari tahun 1918 hingga 1921 ditandai dengan dedikasi yang mendalam terhadap cita-cita dan reformasi progresif, serta upaya untuk memodernisasi masyarakat dan berbagai institusinya.
BACA JUGA: Alhamdulillah, 3 Negara Eropa Ini Akhirnya Akui Palestina
Hal ini dibuktikan dengan diadopsinya konstitusi berpikiran maju yang mengakui hak-hak luas bagi warga negaranya, termasuk hak pilih perempuan. Meskipun tujuh dekade dikuasai Soviet, Georgia berhasil mempertahankan budaya dan warisannya yang khas serta menjunjung identitas nasional.
Pada tahun 1991, Georgia sekali lagi meraih kembali kedaulatannya, memulai perjalanan baru dalam pemerintahan demokratis dan pembangunan ekonomi.
BACA JUGA: Kubu Oposisi Israel Dukung Negara Palestina Merdeka dengan Syarat
Ketahanan dan tekad dalam menghadapi kesulitan merupakan bukti kekuatan rakyat Georgia dan komitmen mereka terhadap kebebasan dan kedaulatan.
Saat perayaan Hari Nasional pada tanggal 26 Mei, Georgia tidak hanya memperingati perjuangan masa lalu tetapi juga aspirasi untuk masa depan yang lebih cerah.
Ini adalah hari untuk menghormati pengorbanan yang dilakukan demi kebebasan dan menegaskan kembali nilai-nilai demokrasi, kemerdekaan, dan persatuan nasional.
Meskipun Georgia dan Indonesia memiliki perbedaan sejarah, ada beberapa hubungan paralel dan persamaan yang menarik di antara kedua negara: keduanya mengalami periode dominasi asing dan harus berjuang untuk kemerdekaan.
Keduanya memperoleh kembali kemerdekaannya pada abad ke-20 dan sejak itu berupaya membangun sistem pemerintahan yang stabil dan demokratis.
Kedua negara juga membanggakan kaya dan beragamnya warisan budaya. Keduanya terkenal dengan tradisi yang dinamis, seni, musik, tarian serta masakannya, yang mencerminkan keragaman populasinya dan pengaruh berbagai periode sejarah.
Kedua negara menduduki posisi geografis yang signifikan dan strategis - Georgia berfungsi sebagai jembatan antara Eropa dan Asia, sedangkan Indonesia adalah negara kepulauan terbesar yang terletak di Samudera Hindia dan Pasifik.
Walaupun kesamaan ini memberikan poin-poin perbandingan yang menarik, penting untuk mengenali konteks sejarah yang unik, identitas budaya, dan tantangan-tantangan kontemporer yang dihadapi oleh masing-masing negara.
Terlepas dari perbedaan mereka, Georgia dan Indonesia sama-sama menginginkan perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan.
Terbentuknya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Georgia pada tahun 1993 mengawali kemitraan yang bermanfaat.
Terlepas dari jarak geografis, kedua negara telah berupaya dengan aktif memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang.
Di bidang politik, Georgia dan Indonesia telah terlibat dalam dialog yang bermakna dan saling bertukar kunjungan di berbagai tingkat pemerintahan dan parlemen. Interaksi tingkat tinggi ini berperan penting dalam membangun kepercayaan dan pemahaman.
Selain kerja sama bilateral, Georgia dan Indonesia telah berkolaborasi dengan efektif di kancah internasional. Kedua negara telah saling mendukung posisi masing-masing dalam isu-isu global di PBB dan organisasi internasional lainnya.
Kerja sama ini mencerminkan komitmen bersama untuk mempromoskan perdamaian, keamanan, dan pembangunan di panggung global. Secara keseluruhan, hubungan antara Georgia dan Indonesia menjadi bukti kekuatan diplomasi dan kerja sama dalam mengatasi jarak geografis dan perbedaan budaya.
Dengan berfokus pada rasa saling menghormati, kepentingan bersama, dan nilai-nilai bersama, kedua negara mampu membangun landasan yang kuat bagi kemitraan mereka.
Prospek berkembangnya kerja sama antara Georgia dan Indonesia cukup menjanjikan, mengingat adanya kepentingan bersama dalam memperkuat hubungan dan menjajaki bidang kolaborasi.
Meningkatkan hubungan perdagangan, mengidentifikasi saling melengkapi di sektor-sektor utama, dan memfasilitasi kemitraan bisnis dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di kedua negara.
Mempromosikan pariwisata dan pertukaran budaya dapat mendorong konektivitas antar masyarakat dan meningkatkan saling pengertian. Memperkuat kerja sama di bidang pendidikan dan peningkatan kapasitas dapat berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan.
Kolaborasi dalam teknologi dan inovasi dapat menggerakkan diversifikasi dan daya saing ekonomi. Mengatasi tantangan bersama terkait pembangunan berkelanjutan, termasuk mitigasi perubahan iklim, dan pengurangan risiko bencana, memberikan berbagai peluang kerja sama.
Dengan menjajaki hal ini dan peluang kerja sama lainnya, Georgia dan Indonesia dapat memanfaatkan kekuatan dan sumber daya masing-masing untuk mencapai tujuan pembangunan bersama dan berkontribusi terhadap kemakmuran dan stabilitas kawasan.
Sebagaimana menuju dekade keempat hubungan bilateral, tujuan kami adalah membuka peluang baru yang saling menguntungkan dan memperkuat ikatan persahabatan antara kedua negara.(*/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi