27 Steps of May: Kisah Pedih Korban Pemerkosaan

Jumat, 03 Mei 2019 – 22:56 WIB
27 Steps of May mengangkat kisah penderitaan korban pemerkosaan. Foto: YouTube

jpnn.com - Setelah tayang di beberapa festival internasional, 27 Steps of May karya Ravi Bharwani kini bisa disaksikan secara luas di layar bioskop komersial. Film yang dirilis pada 27 April itu mengangkat isu korban kekerasan seksual dan membawa pesan berharga.

Awal film yang naskahnya ditulis Rayya Makarim itu berlangsung manis. May (Raihaanun) remaja tampak gembira bermain di sebuah pasar malam.
Tanpa disadari, malam itu menjadi malam yang memilukan bagi dirinya. Saat perjalanan pulang seorang diri, May disekap dan diperkosa sekumpulan lelaki tak dikenal. Dalam keadaan traumatis, May berjalan pulang ke rumah.

BACA JUGA: Via Vallen Bagikan Petisi Soal Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Kakak Beradik

Trauma yang dialami May berlangsung selama bertahun-tahun. Dia menjadi pribadi antisosial, tak mau berbicara dengan siapa pun. Sementara itu, ayah May (Lukman Sardi) didera perasaan bersalah karena tak sanggup melindungi putrinya. Untuk mencari nafkah dan melampiaskan rasa bersalahnya, ayah May menjadi petinju. Hari-hari mereka lebih banyak diisi keheningan.

Hingga kemudian, ada seorang pesulap (Ario Bayu) yang pindah ke rumah sebelah. Kehadirannya membangkitkan rasa ingin tahu May dan menjadi trigger baginya untuk melangkah.

BACA JUGA: Perankan Petinju di Kucumbu Tubuh Indahku, Randy Pangalila Cedera

Film yang tayang di Busan International Film Festival, meraih Golden Hanoman Award Jogja-Netpac Asia Film Festival, serta masuk seleksi resmi Cape Town International Film Market and Festival itu punya jalan cerita yang cukup mudah diikuti. Dengan rapi, Rayya memaparkan bagaimana sebuah tragedi berdampak besar terhadap kejiwaan seseorang. Bukan hanya korban, keluarga korban pun digambarkan mengalami depresi berat.

Rayya mengungkapkan bahwa ide cerita berasal dari tragedi Mei 1998 yang juga melibatkan kasus pemerkosaan. Namun, pada akhirnya, Rayya dan timnya tidak mau membuat film bermuatan politis. Sebab, dia cemas penonton akan sulit mencerna. ''Akhirnya, kami pilih ke lingkup personal dan keluarga,'' kata Rayya.

BACA JUGA: Danur 3: Sunyaruri Hadirkan Sosok Gaib yang Lebih Jahat

Keputusan itu terbilang tepat. Dengan melibatkan tokoh yang sedikit, jalan cerita lebih terfokus. Selama cerita bergulir, Rayya memaparkan bagaimana May dan ayahnya bangkit dari keterpurukan tragedi pemerkosaan. Mulai fase pengenalan konflik, klimaks, hingga penyelesaian.

Yang semakin menarik, sejumlah adegan benar-benar tak menyertakan dialog. hanya ekspresi, gerakan, dan blocking pemain. Misalnya, saat adegan May dan ayahnya menjalani hari-hari dengan membuat baju boneka. Atau, ketika May mulai membuka diri kepada sang pesulap di tengah traumanya.

Meskipun begitu penonton bisa merasakan emosi yang kuat. Sedih melihat penderitaan May dan ayahnya, ikut terpuruk, hingga tertawa melihat tingkah si pesulap. Semua berkat kualitas akting Haanun, Lukman, dan Ario. ''Naskah saya buat dengan deskripsi detail, terlebih soal emosi,'' ungkap Rayya. Dia mengumpulkan testimoni para korban pemerkosaan untuk memberi napas pada naskahnya.

Haanun, yang hanya mengucapkan satu kalimat utuh di pengujung film, mengungkapkan bahwa tantangan terberat selama berakting sebagai May adalah memperkuat ekspresi. ''Nggak ada bicara itu sulit lho. Saya harus mengandalkan mimik wajah,'' ungkap aktris 30 tahun itu.

Sorot mata, ekspresi, teriakan, dan gumamannya sebagai May benar-benar menunjukkan betapa besar trauma yang ditanggung korban pemerkosaan. Upaya Haanun akhirnya diganjar dengan penghargaan Best Actress di ajang ASEAN International Film Festival & Awards (AIFFA) 2019.

Secara keseluruhan, 27 Steps of May bisa memberikan gambaran bagaimana sebuah tragedi kekerasan seksual berdampak sangat serius. Selain tersentuh dengan cerita dan akting pemain, penonton mendapat hal lain. Yakni, kesadaran untuk lebih peka terhadap kasus pelecehan seksual sekaligus empati kepada para korban. (len/c19/nor)

BACA ARTIKEL LAINNYA... My Stupid Boss 2 Suguhkan Komedi Rasa Petualangan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler