28 IRT Terjangkit HIV AIDS

Minggu, 02 Desember 2012 – 08:48 WIB
MATARAM--Jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Mataram cukup mencengangkan. Hingga Oktober 2012 tercatat 259 orang terjangkit virus mematikan itu. Rinciannya, 133 kasus HIV dan 123 kasus AIDS.

Bahkan yang lebih mencengangkan lagi, virus tersebut juga sudah menjangkiti kalangan ibu rumah tangga (IRT). Data yang dirilis Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Mataram menyebutkan, tercatat 28 ibu rumah tangga yang menderita HIV/AIDS. Rinciannya, 14 kasus HIV dan 14 kasus AIDS.

Sekretaris KPA Kota Mataram Margaretha Cephas mengatakan, terpaparnya ibu rumah tangga oleh virus HIV/AIDS disebabkan karena suami yang tidak terbuka dan tidak mengaku mengidap HIV/AIDS. Kasusnya baru terungkap setelah istrinya memeriksakan kehamilan.

"Seharusnya (ibu rumah tangga, Red) tidak sendiri diperiksa kesehatannya. Pasangannya juga harus konseling dan ikut tes dan pengobatan," imbuhnya.   

Menurutnya, dampak yang paling mengkhawatirkan, dengan terpaparnya ibu rumah tangga, potensi penularan virus kepada bayi juga cukup besar. Untuk mengatasi persoalan tersebut, kata Rita, begitu biasa disapa, seluruh pelayanan masyarakat harus saling berintegrasi."Bidan itu harus tahu pencegahan terhadap HIV/AIDS, karena pintu masuknya melalui pelayanan kesehatan ibu dan anak, baik di puskesmas, posyandu, maupun polindes," jelasnya.

Mengenai profesi para suami yang terpapar HIV/AIDS, Rita menjelaskan, dari berbagai kalangan."Tapi bukan kita lihat dari profesinya, tapi perilaku. Suami yang mengidap ini adalah lelaki yang berperilaku berisiko," sambungnya.

Kasus ibu rumah tangga yang terpapar HIV/AIDS tetap menjadi perhatian khusus KPA Kota Mataram. Semakin banyak kasus yang ditemukan justru semakin bagus.

"Yang sedikit itu harus ditanamkan perhatian khusus. Lebih banyak kasus HIV/AIDS yang ditemukan maka akan menghindari ibu rumah tangga ini dari stadium AIDS," terangnnya.

Dengan demikian, lanjutnya, harapan hidup ibu rumah tangga ini menjadi panjang. Dan bayi yang dikandungnya tidak terkena virus.

Karena itu, tambah Rita, kasus tersebut harus diwaspadai agar jumlah penderita tidak bertambah apalagi sampai menimpa perempuan dan anak.

"Secara nasional, kebijakan ini juga harus menangani tentang pencegahan ibu kepada bayinya juga, terutama bagi yang sudah terpapar. Sedangkan yang belum, terus mensosialisasikan untuk stop AIDS," ujarnya saat acara Hari Anti AIDS Sedunia, bertemakan Lindungi Perempuan dan Anak, Sabtu (1/12).

Sementara itu, bertepatan dengan momentum peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2012, KPA Kota Mataram mengundang wartawan media cetak dan elektronik untuk mengikuti Sosialisasi Penghapusan Stigma dan Diskriminasi Terhadap ODHA di Aula Lantai III Kantor Wali Kota Mataram.

Dalam sosialisasi itu, hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Mataram Effendi Eko Saswito, Kabag Humas dan Protokol Cukup Wibowo serta Kasi Pemberantasan Penyakit dan Bencana Dinas Kesehatan Kota Mataram Tris Cahyono.

Sekretaris KPA Kota Mataram Margaretha Cephas menjelaskan, sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi wartawan tentang penghapusan stigma terhadap ODHA.

"Termasuk pencegahan penularan dari ibu ke anak, sesuai dengan tema peringatan Hari AIDS Sedunia tahun ini," jelasnya.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Mataram Effendi Eko Saswito menjelaskan, terhitung sejak 2006 hingga 2012 ini, jumlah epidemi HIV/AIDS di Indonesia meningkat.

"Dari 7.195 kasus menjadi 76.879 kasus. Jumlah yang meningkat ini sangat memprihatinkan," terangnya.

Kendati demikian, lanjutnya, dalam dua tahun terakhir, pemerintah sangat berkomitmen untuk menangani kasus HIV/AIDS tersebut.

Mengenai terpaparnya ibu rumah tangga oleh HIV/AIDS, dijelaskannya, diakibatkan oleh lelaki yang berperilaku berisiko. Sehingga hal itu menular pada ibu rumah tangga yang kemudian berdampak pada bayi.

Eko berharap, dengan digelarnya sosialisasi kepada wartawan, sehingga wartawan memiliki tambahan pengetahuan mengenai persoalan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA yang tidak bisa dipandang remeh.

"Wartawan dapat memberi kontribusi terhadap permasalahan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA yang berkembang di masyarakat. Dengan peran media, pemahaman masyarakat mengenai hal itu dapat terbuka," pungkasnya. (cr-tnn/cr-uki)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Tower di Batam Tak Punya IMB

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler