Tim penyelamat terus bekerja keras untuk mencari para korban di antara reruntuhan bangunan maupun timbunan lumpur. Petugas di lapangan khawatir masih banyak korban lain yang belum ditemukan saat mereka mencapai wilayah terparah terdampak longsor dan banjir. Sejumlah kawasan dilaporkan terisolasi dan tidak terjangkau alat komunikasi karena kerusakan jaringan.
Sedikitnya, 151 orang tewas di Provinsi Compostela Valley. Wilayah itu merupakan yang rusak terparah akibat amuk Bopha. Fe Maestre, furu bicara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Compostela Valley, mengatakan bahwa korban tersebut termasuk 78 warga desa dan tentara yang tewas terseret banjir bandang. Banjir juga menyapu dua tenda pengungsian dan kamp militer.
Sekitar 80 orang dilaporkan selamat dan hanya luka-luka akibat banjir yang melanda Kota New Bataan. Namun, sekitar 50-319 orang lainnya dilaporkan hilang atau masih belum ditemukan. Kota pertanian yang berpenduduk 45 ribu orang itu terkubur lumpur. Reruntuhan rumah ambruk, maupun batang pohon cokelat dan pisang yang tercerabut akibat angin kencang juga memenuhi seantero wilayahnya.
Di jalan, puluhan mayat penuh lumpur hanya dijajarkan. Jenazah para korban itu ditutupi kain dan daun pisang. Warga berkerumun untuk mencari mayat kerabat mereka. Seorang warga menyemprotkan insektisida untuk mengusir lalat yang mengerebungi jenazah.
Seorang pria hanya bisa meratapi jenazah putranya yang ditutupi plastik. Di tempat sama, seorang ibu cuma mondar-mandir dan terus menangis karena tak menemukan anaknya di antara deretan mayat korban. ’’Tiga anak saya belum ditemukan,’’ katanya berulang-ulang di depan kamera TV.
Menteri Dalam Negeri Filipina Mar Roxas mengunjungi lokasi bencana kemarin. Dia mengatakan, upaya pencarian oleh tentara dan sukarelawan belum menemukan satupun di antara 319 orang yang dinyatakan hilang di New Bataan. ’’Itu adalah jumlah seluruh keluarga yang terdaftar sebagai warga setempat. Semuanya diduga terseret banjir,’’ ujarnya kepada jaringan TV ABS-CBN.
Di Provinsi Davao Oriental, daerah pesisir yang pertama kali dihantam badai, sedikitnya 115 orang tewas. Sebagian besar rumah warga di tiga distrik rusak parah. Hampir tidak ada atap rumah warga yang utuh akibat angin berkecepatan hingga 195 kilometer perjam itu. (AP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan USD 400 juta, Ghana Bangun PLTS Terbesar di Afrika
Redaktur : Tim Redaksi