jpnn.com, MAKASSAR - Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (KPTN-KTI) yang beranggotakan 29 PTN menyatakan sikap untuk tetap menjaga Pancasila dan NKRI.
Pernyataan sikap itu dikukuhkan dalam deklarasi yang dihadiri Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Universitas Hassanudin, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (16/6).
BACA JUGA: Zulkifli Hasan Optimistis Generasi Muda Indonesia Mampu Bersaing
Dalam acara ini juga hadir Presidium KPTN-KTI yang diketuai Rektor Unmul Masjaya, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin, para rektor serta direktur anggota KPTN-KTI.
Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan KPTN-KTI berpegang teguh pada konsep UUD 1945 dan Pancasila. Menurutnya, hal tersebut dibuktikan dengan PTN baru maupun yang sudah lama berdiri juga mengalami kenaikan jumlah yang signifikan dalam meningkatkan bela Negara.
BACA JUGA: Zulkifli Hasan Tegaskan Komitmen Umat Islam soal Bela Negara
Pada deklarasi kali ini lanjut Dwia, PTN-KTI ingin menunjukkan semangat dalam satu kesatuan dengan menjunjung tinggi NKRI, dan ingin menggandeng partisipasi aktif dari masyarakat di mana sudah selayaknya semua menyatakan sikap, dengan meningkatkan pembinaan karakter tentang bahaya radikalisme kepada mahasiswa.
"Kami tidak akan pernah luntur dan tidak akan melemah dengan upaya apa saja yang akan mengganggu NKRI," tegas Dwia.
BACA JUGA: Kiai Said: Tak Ada Artinya Bicara Agama kalau Indonesia Morat-Marit
Sementara Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin juga menyampaikan aspirasinya dalam Deklarasi Konsorsium PTN-KTI. Demikian strategisnya Pancasila dalam menopang kokohnya NKRI, maka dalam setiap babakan sejarah Bangsa Indonesia senantiasa muncul berbagai upaya untuk menggoyahkan keutuhan NKRI dengan mengganti Pancasila dengan ideologi lain.
Sejauh ini seluruh rakyat Indonesia tetap berkomitmen teguh untuk berpedoman pada Pancasila sehingga berhasil mengamankan NKRI.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Pilar Bukan Hal Baru bagi Indonesia
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad