3 ABG Disiksa Oknum TNI

Kamis, 12 Januari 2012 – 10:39 WIB

MEDAN--Pelemparan pos jaga Yonkav 6/Serbu –sering disebut Kavaleri- pada Minggu (8/1) dinihari lalu berbuntut panjang. Tiga remaja dianiaya. Tubuh mereka disulut api rokok, ditelanjangi dan ditampar parang.

Tak itu saja. Sejumlah personil tentara yang bermarkas di Jalan Bunga Raya, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Sunggal itu juga meninju, melibaskan tali pinggang. Juga direndam di lumpur dan rambut dipangkas tak teratur. Ketiga pelajar itu adalah Surya Hardi (14), M. Reza (14) dan Rahmad.

Ketiganya bertetangga di Desa Sembahe Baru dan hanya Reza yang masih berstatus pelajar. Sedangkan Surya dan Rahmad, putus sekolah dan memilih kerja serabutan. Nah, Minggu (8/1) sekitar pukul 03.30, ketiganya berniat pulang ke rumah. 

Mengendarai sepeda motor berboncengan tiga, mereka melintasi pos jaga Kavaleri yang kebetulan baru saja dilempari 70-an anggota genk motor. Kontan sejumlah personel Kavaleri yang masih sibuk mencari perusak pos jaga mereka, menyangka ketiganya terlibat. Kendaraan mereka dihentikan. Belum sempat bertanya kenapa diberhentikan, kereta mereka ditendang hingga ketiganya jatuh.

Jelas para remaja itu kaget dan ketakutan. Tapi, ketakutan mereka semakin menjadi saat dibawa ke sebuah lapangan di dalam areal Kavaleri. Sepanjang jalan menuju lapangan, ketiganya dipukuli. Tiba di lapangan, ketiganya ditelanjangi hingga hanya mengenakan celana dalam. Jelas ketiganya ketakutan dan bertanya kenapa dianiaya. Tapi, tiap ngomong, ketiganya malah dipukul dan itu terus berulang.

Ketiganya juga dimasukkan ke dalam parit berlumpur. Di parit itu, ketiganya terus dipukul. Tak hanya pakai tangan. Parang juga dipakai menampar tubuh belakang ketiganya. Parahnya, api rokok juga disundut ke tubuh. Tali pinggang ketiganya juga digunakan personel Kavaleri untuk melibas tubuh ketiga remaja itu. Rambut mereka juga digunting tak teratur.

Setelah selesai dianiaya ketiganya sekira pukul 09.00 wib dilepaskan dan disuruh pulang. "Kami gak tahu apa-apa Bang kalau ada geng motor. Kami pulang dari warnet nya. Terus tiba-tiba kami distop dan ditunjang di atas kereta, terus dipukuli kami Bang. Kami gak boleh ngomong, sikit ngomong langsung dihantam," ujar Surya dan Reza, saat ditemui di RSU Pirngadi Medan ketika membuat visum, didampingi Mitra Lubis SH dan Elizhabet Juniarti SH dari Lembaga Perlindungan Ibu dan Anak (LPIA) Yayasan Pusaka Indonesia, kemarin (10/1) sore.

Kasus ini juga sudah dilaporkan ke Detasemen Polisi Militer (DEN POM) dengan bukti laporan No: TBLP-/I/2012. "Kami akan menyurati pihak Yonkav 6/Serbu terkait untuk menindak lanjuti kasus ini. Dan kami pun berharap agar pihak TNI AD bersikap netral. Ya, kalau tentara itu harusnya melindungi masyarakat, bukannya malah menyakiti dan menganiaya. Dan kalau pun memang benar bersalah, kan masih ada hukum. Bukan main pukul aja," kesal Mitra.

Namun, saat visum, Rahmad tak ikut. "Dia  masih takut keluar, gak mau dia tadi kami ajak, takut katanya," tutur Reza. Sementara, ibu Surya, Harmiati (40) tampak terlihat sedih melihat kondisi anaknya yang masih ketakutan. "Saya gak terima anak saya diginikan. Siapa pula yang terima kalau anaknya dipukuli gini, kalau pun emang salah, kan ada jalur hukum. Gak perlu dipukuli gini," ungkapnya.(cr2/joe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Motor Ibu Dicuri Anak Sendiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler