Asian Games 2018

3 Alasan Anda Wajib Tonton Final Bulu Tangkis Putra AG 2018

Rabu, 22 Agustus 2018 – 15:15 WIB
Marcus Fernaldi (kanan) dan Kevin Sanjaya. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dua kekuatan terbaik badminton dunia di nomor tim putra, Indonesia dan Tiongkok akan melakoni final bulu tangkis Asian Games 2018, di Istora Senayan, Rabu (22/8) mulai pukul 18.00 WIB.

Buat Anda penggila bulu tangkis, bagaimana pun caranya akan menonton laga ini. Namun, buat yang kurang doyan cabang yang memakai net dan raket ini, ada tiga alasan yang bisa menjadi pertimbangan Anda harus tetap menontonnya. Ini dia. (adk/jpnn)

BACA JUGA: Yes! Satu Emas dan Perak Datang dari Paragliding AG 2018

3 Alasan Anda Harus Menonton Final Bulu Tangkis Putra AG 2018

1. Untuk laga puncak nanti, kedua tim bisa turun full team, tanpa ada pemain yang cedera. Indonesia masih memberi kepercayaan kepada Anthony Sinisuka Ginting turun di partai pertama. Di partai kedua, Merah Putih mengandalkan ganda Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya.

BACA JUGA: Atlet Negara Tetangga Kompak Salat Iduladha di Palembang

Kemudian berturut-turut, Jonatan Christie, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Ihsan Maulana Mustofa akan memikul beban memberikan poin.

Sementara Tiongkok juga menurunkan pasukan terbaiknya. Shi Yuqi meladeni Ginting, Li Junhui/Liu Yuchen berhadapan dengan Marcus/Kevin, kemudian Chen Long melawan Jonatan, Liu Cheng/Zhang Nan menghadapi Fajar/Rian dan terakhir Lin Dan ketemu Ihsan Maulana.

BACA JUGA: Perenang India Pecahkan Rekor saat Keluarganya Kebanjiran

Susunan pemain:
Anthony Sinisuka Ginting vs Shi Yuqi
Peringkat / Rekor Pertemuan: 12 vs 2 / 0-2
Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya vs Li Junhui/Liu Yuchen
Peringkat / Rekor pertemuan: 1 vs 2 / 6-1
Jonatan Christie vs Chen Long
Peringkat / Rekor pertemuan: 15 vs 7 / 0-3
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Liu Cheng/Zhang Nan
Peringkat / Rekor pertemuan: 9 vs 4 / 2-0
Ihsan Maulana Mustofa vs Lin Dan
Peringkat / Rekor pertemuan: 39 vs 14 / 1-4

2. Sepanjang sejarah Asian Games, Indonesia dan Tiongkok sudah empat kali jumpa di final. Skornya sama kuat 2-2.

Di Tehran 1974, Tiongkok juara, Indonesia perak.

Empat tahun kemudian di Bangkok, Indonesia mengalahkan Tiongkok.

Lalu di New Delhi 1982, gantian lagi, putra Tiongkok emas, Indonesia perak.

Indonesia kembali balas dendam di Bangkok 1998.

3. Secara keseluruhan, tim putra Indonesia sudah mengoleksi lima emas (1962, 1970, 1978, 1994 dan 1998).

Sementara Tiongkok juga lima emas (1974, 1982, 1990, 2006 dan 2010).

Di Jakarta Palembang 2018 ini penentuan. Siapa yang lebih dahulu mengoleksi enam emas dari nomor regu putra?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia vs Uni Emirat Arab: Kekuatan Lawan tak Istimewa


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler